Sabtu, 26 Juni 2010

Mengenakan Kalung/gelang Jimat Pada Balita Adalah syirik


O l e h : Abu Farabi al-Banjari

Tulisan berikut ini merupakan gambaran kondisi yang berkaitan prilaku syirik sebagian umat islam yang mengaku bertauhid hanya kepada Allah yang Maha Esa , tetapi ternyata dalam realita kehidupan, mereka melakukan hal-hal yang mensekutukan Allah dengan meminta perlindungan kepada selain-Nya, yaitu menggunakan benda-benda mati berupa jimat sebagai pelindung dan penangkal dari berbagai keburukan.


Pada saat Aby dan isterinya diundang menghadiri syukuran tasmiyah dan aqiqah cucu kembar dari saudaranya beberapa waktu yang lalu, Aby sempat melihat di kedua lengan cucu kembar saudaranya tersebut dikenakan gelang berupa butiran-butiran yang dirangkai dengan tali yang dipintal dari benang berwarna hitam.

Melihat itu hati kecil Aby bereaksi keras menandakan penolakkan dan ketidak setujuannya atas apa yang dilihatnya tersebut, karena hati kecilnya yang menggambarkan kebersihan jiwa sebagai buah dari rasa keimanannya, melihat di depan matanya terjadi kemunkaran berupa kemaksiatan kepada Allah yang dilakukan oleh keluarganya sendiri dengan mengenakan pintalan benang hitam di kedua lengan cucu kembar mereka. Dan Aby serta merta teringat kepada ta'lim yang diikutinya beberapa minggu sebelumnya, dimana ustadz nya membicarakan
kitab Tauhid tulisan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Attamimi yang berkaitan dengan
syirik.

Aby menanyakan kepada isteri saudaranya yang juga sekaligus juga adalah nenek dari bayi kembar tersebut yang pada saat tersebut menggendong salah seorang dari bayi tsb, mengenai gelang apa yang dikenakan kepada bayi-bayi kembar tersebut dan apa maksud dan tujuannya .

Aby mendapatkan penjelasan bahwa gelang yang ada dikedua lengan bayi kembar itu dikenakan oleh nenek bayi kembar dari garis ibunya. Diceitakan juga bahwa butiran-butiran kecil yang dirangkai dengan benang hitam yang dipintal itu dibuat dari tulang berbagai jenis ikan, diantaranya ikan hiu. Gelang tersebut dimaksudkan sebagai penangkal dari berbagai keburukan, antara lain terhindar dari segala gangguan jin dan mahluk halus lainnya yang bisa menyebabkan sibayi sakit.

Mendengar penjelasan itu Aby langsung memberi komentar : " Baru lahir saja sudah ditanamkan dan diajari sikap mensekutukan Allah "

Komentar Aby langsung dijawab oleh sang nenek yang menggendong bayi dengan pertanyaan :
" Kenapa baru lahir sudah diajari mensekutukan Allah

Pertanyaan sinenek bayi tidak langsung dijawab Aby kepada pokok persoalan, melainkan terlebih dahulu dijelaskan oleh Aby bahwa sakitnya seorang bayi itu disebabkan adanya gangguan penyakit yang disebabkan oleh adanya penularan sebagai pengaruh lingkungan yang kurang mendukung, seperti bayi yang masih rentan dibawa-bawa dan digendong-gendong ditengah-tengah orang banyak, yang mana kemungkinan ada diantara orang banyak tersebut mengidap sesuatu penyakit sehingga menularkannya kebayi yang belum mempunyai kekuatan dan daya menolak penularan. Karenanya si bayi harusnya dibiarkan saja ditempat tidurnya dan jangan dibiarkan untuk disentuh oleh banyak orang, sehingga terhindar dari kemungkinan penularan dari orang yang menyentuhnya yang mungkin saja mempunyai penyakit misalnya seperti flue.

Kesehatan bayi tidak tergantung kepada ada atau tidaknya benda yang dikenakan di tubuhnya
sebagai penangkal penyakit dan gangguan jin atau mahluk halus seperti menggunakan gelang benang hitam atau benda apa saja yang dianggap mempunyai kemampuan memberikan perlindungan. Karena tidak ada sesuatu benda apapun yang diciptakan oleh Allah untuk dapat memberikan perlindungan, karena Allah sendirilah yang memberikan perlindungan untuk itu.
Kalau diantara manusia ada yang meyakini bahwa selain dari Allah ada yang lain yang dapat memberikan perindungan berarti ini syirik namanya.

Nenek si bayi kembar menanyakan kepada Aby, kenapa menggunakan gelang yang dipercaya dapat melindungi bayi dari gangguan jin dan penyakit disebut syirik, padahal tidak kita mempertuhankannya, dan kita percaya hanya Allah lah Tuhan yang harus disembah.

Aby memberikan keterangan bahwa banyak orang yang menafsirkan syirik itu hanya sebatas menyembah kepada selain Allah.Pada hal yang dimaksud dengan syirik berdasarkan penjelasab yang dikemukakan oleh Ibnu Qayyim al- Jauziyah dalam bukunya Mengetuk Pintu Ampunan ( terjemahan) bahwa syirik adalah menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan sesuatu dalam perkataan, perbuatan, keyakinan dan niat. Dan hakikat syirik itu adalah menyerupakan mahluk dan Allah Pencipta semesta, dalam arti yang sebenarnya, bukan sekedar penyerupaan sifat-sifat kesempurnaan yang Allah sifatkan pada Zat-Nya dan disifatkan oleh Rasullulah.

Aby mencontohkan bahwa hak memberikan perlindungan dan pertolongan itu adalah hak dan sifat dari Allah dan hanya kepada-Nya lah kita meminta perlindungan dan pertolongan, kalau seseorang menggunakan sesuatu benda yang diyakininya dapat memberikan perlindungan, maka berarti seseorang tersebut pada hakekatnya telah menyamakan kedudukan Allah sebagai Maha Pemberi perlindungan dengan benda tersebut yang dianggap mempunyai kedudukan dapat memberi perlindungan juga. Ini syirik namanya.

Rupanya sang nenek bayi masih penasaran dengan sebutan syirik bagi yang meyakini sesuatu benda dapat memberikan perlindungan dikatakan syirik, karena sepengetahuannya yang dikatakan syirik itu hanyalah berkaitan dengan sujud kepada selain Allah. Sehingga si nenekbayi menanyakan apa dasarnya mengenakan gelang seperti yang dikenakan dilengan cucunya dikatakan syirik.

Atas permintaan dari si nenek bayi mengenai dalil mengenakan gelang sebagai pelindung termasuk syirik, maka Aby mengutip apa yang dikemukan oleh syaikh Abdurrrahman Hasan Alu Syaikh dalam bukunya FATHUL MAJID penjelasan Kitab TAUHIDNYA syaikh Muhammadbin Abdul Wabah At'tamimi .

Diriwayatkan dalam Ash-Shahih oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim: dari Abu Basyir al- Anshori radhiyallahu 'anhu bahwa ia pernah bersama Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah perjalanan beliau. Beliau mengutus seorang utusan untuk memaklumkan:" supaya tidak terdapat lagi dileher unta kalung dari busur kecuali harus diputuskan."

Dahulu orang-orang jahiliyah jika tali busur panah hampir rusak, mereka menggantikannya
dengan tali busur yang baru, sedangkan talibusur yang lama dipergunakan sebagai kalung unta. Karena mereka meyakini, bahwa tali itu akan menjaga unta dari 'ain ( tertimpa penyakit karena pandangan mata ).

Selanjut dalam Fathul Majid disebutkan juga bahwa Al-Baghawi berkata dalam syarah As-Sunnah ; " Malik menafsirkan perintah Nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam tersebut supaya memotong kalung yang ditujukan untuk menolak 'ain . Dahulu mereka mengikatkan tali-tali dan tamimah itu, dan menggantungkan perlindungan kepada binatang-binatang . Mereka menyangka bahwa tali-tali itu akan melindungi mereka dari bahaya . Maka Nabi shallalahu 'alaihi wa sallam melarang mereka akan hal itu , dan beliau memberitahukan mereka bahwa tali-tali itu sama sekali tidak dapat menolak apa yang telah ditentukan Allah.

Disebutkan juga hadits Uqbah bin Amir yang diperkuat dengan marfunya :
Barang siapa menggantungkan tamimah, semoga Allah tidakmemngabulkan keinginannya " ( HR Abu Daud) , yaitu kalung yang digantungkan karena takut 'ain dan sebagainya.

Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Zainab isterinya Abdullah bin mas'ud, ia berkata : " Sesungguhnya Abdullah melihat benang di leherku, lalu ia berkata : " apa ini "?.
Aku menjawab : " Benang untuk meruqyahku". Zainab berkata , lalu Abdullah mengambilnya kemudian memotongnya ." Lalu berkata . " Kamu semua, wahai keluarga Abdullah, sungguh tida butuh kepada syirik. Aku telah mendengar Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda "
" Sesungguhnya ruqyah, tamimah dan tiwalah adalah syirik ". Maka aku berkata, " Waktu itu mataku, dan aku berobat kepada fulan orang yahudi. Jika ia meruqyahku, maka aku merasa enak" Maka Abdullah berkata , " OItu hanyalah perbuatan syaitan, syaitan itu merangsang,ya dengan tangannya, karenanya, jika ia meruqyah ia menahannyha dari rasa salah. Akan tetapi cukuplah kamu mengucapkan doa sebagaima Rasullulah ajarkan.

Aby kemudian menambahkan lagi penjelasannya dengan mengutip apa yang dikemukan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At'tamimi dalam kitab Tauhid dalam bab7 yang diberi judul Termasuk Syirik Memakai Gelang , Benang dan Yang Sejenisnya Untuk Pengusir atau Tolak Bala.
Dari Imran bin Hushain radhiyallahu ' anhu bahwasanya Nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki pada tangannya terdapat gelang dari kuningan, maka beliau bersabda :
"
ya terdapat gelang dari kuningan , maka beliau bersabda :
Barang siapa menggantungkan tamimah semoga Allah tidak mengabulkan keinginannya, dan barang siapa menggantungkan wada'ah semoga Allah tidak memberikan ketenangan pada dirinya. Disebutkan dalam riwayat lain , barang siapa menggantungkan tamimah, maka ia telah berbuat syirik "

Dan Abi Hatim meriwayatkan dari Hudzaifah,bahwasanya ia melihat seorang laki-laki yang ditangannya ada benang untuk mengobati sakit panas, maka ia putuskan benang itu seraya membaca firman Allah Ta'ala :
" Dan sebagian besar dari mereka itu tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah ( QS.Yusuf: 106 )


Seperti diketahui bahwa biasanya benda-benda atau apa saja yang diyakini dapat memberikan manfaat kepada sipemakainya dan sering disebut sebagai jimat, biasanya diperoleh dari dukun atau yang bahasa kerennya dinamakan sebagai orang pintar, ternyata tidak pernah terbukti kemanjuran dan khasiatnya, semuanya itu adalah akal-akalan dari si dukun atau orang pintar untuk memperoleh keuntungan materi atau uang. Apa yang dilakukan si dukun tersebut adalah kebohongan belaka dan sayangnya banyak manusia yang mau ditipu. Kalau ternyata ada yang benar itu adalah karena kebetulan saja atau karena olahnya syaitan sehingga manusia akan terikat terus dengan kesyirikannya.

Pada beberapa waktu yang lalu, kata Aby menceritakan pengalamannya pada si nenek bayi kembar, ia kepolyklinik Spesialis Penyakit Dalam di RSU, pada saat menunggu giliran ia duduk berdampingan dengan seorang ibu yang mengenakan pakaian muslim dan berjilbab dengan membawa seorang anak perempuan yang kecil dan kurus, dileher si anak terdapat kalung tali berwarna hitam dengan bandulan berbungkus kain hitam pula. Aby menanyakan kepada si ibu ,apa yang dikenakan di leher anaknya itu.

Si ibu kemudian menceritakan bahwa kalung itu adalah jimat yang didalamnya berisi bekas atau sisa potongan tali pusatnya waktu bayi, yang setelah terlepas lalu disimpan. Penggunaan bekas tali pusat tersebut sebagai jimat atas saran dari seorang dukun tua, karena si anaknya sakit-sakitan terus, dan oleh si dukun dikatakan bahwa anaknya mendapatkan gangguan mahluk halus yang jahat, sehingga perlu diberikan penangkal berupa jimat. Tetapi sianak terus sakit-sakitan saja. Kebetulan oleh tetangganya disarankan untuk dibawa ke Puskesmas dan diduga si anak mempunyai kelainan dalam tubuhnya sehingga harus dirujuk ke spesialis dalam. Setelah beberapa kali dikakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis ternyata si anak menderita radang paru-paru.
Kepada si ibu Aby menyarankan agar jimat yang digantung dileher anaknya itu dibuang saja, karena tidak terbukti anaknya sakit akibat gangguan mahluk halus, tetapi karena menderita penyakit radang paru-paru. Jimat itu kata Aby tidak ada manfaatnya dan tidak akan dapat melindungi sipemakainya, yang dapat melindungi dari segala bentuk gangguan hanyalah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Apabila kita mempercayai bahwa jimat itu dapat melindungi dari gangguan mahluk halus atau jin maka kita telah syirik, dan itu merupakan dosa besar.

Setelah beberapa lama kemudian Aby kembali bertemu dengan si ibu tersebut di RSU dan anaknya yang beberapa bulan lalu nampak kecil, pucat dan kurus, ternyata sudah ada perubahan, wajahnya nampak cerah tidak lagi lesu dan loyo dan badannya mulai agak berisi dibanding sebelumnya, dan yang terpenting dilehernya sudah tidak ada lagi kalung jimat seperti dulu.

Meskipun sudah banyak yang diungkapkan oleh Aby kepada si nenek bayi , mengenai syiriknya mempercayai jimat sebagai pelindung ,tetapi sepertinya si nenek masih bertahan dengan keyakinannya, dan bahkan bercerita pula bahwa orang tuanya dan kakek nya dulu mengalungkan jimat di lehernya, padalah orang tuanya dan kakeknya tersebut termasuk orang yang shalih dan bahkan dua kali menunaikan haji tetapi tidak merasa mereka telah menyekutukan Allah, karena mereka tidak pernah menyembah sesuatu selain Allah, bahkan keduanya semasa hidupnya aktif mengikuti pengajian tashawuf. Orang tua dan kakeknya secara turun temurun mempunyai pusaka yang dianggap mempunyai daya mistiknya.

Menanggapi pernyataan tersebut Aby mengatakan, disinilah letak kesalahan kebanyakan umat islam yang taqlid dan menurut apa kata orang tua, kakek dan seterusnya, mempercayai dan berpegang kepada sesuatu yang keliru yang jelas-jelas salah sebagai akibat kejahilan dalam ilmu aqidah. Cara beragama dengan mengikuti cara beragamanya orang tua, kakek dan leluhur tekah membawa manusia kepada kesesatan dan pola itu harus dirubah.

Orang-orang tua kita terdahulu lebih kental kepercayaannya pada peninggalan tradisi jahiliyah, dimana nenek moyang kita hidup dalam kepercayaan yang anisme dan samasekali belum mengenal tauhid, tradisi percaya kepada benda-benda yang dianggap mistik dan mempunyai kekuatan gaib, yang dapat memberikan perlindungan dan dapat memberikan penyembuhan dari penyakit terus diwariskan kepada generasi berikutnya. Kepercayaan seperti tersebut harus sudah dibuang dan dihilangkan karena bertentangan dengan aqidah.

Sebagian orang-orang tua kita terdahulu meskipun mengakui islam sebagai agamanya dan mengakui Allah itu Maha Esa, tetapi masih juga mewarisi kepercayaan jahiliyah dan aninisme, sehingga Tauhid nya tercampur dengan kebathilan. Meskipun mereka orang yang ahli ibadah, tidak pernah ketinggalan shalatnya, bahkan telah berkali-kali naik haji, tapi tidak menjamin mereka bebas dari syirik, hal tersebut dikarenakan kejahilannya dalam ilmu agama khususnya Tauhid , mereka menuntut ilmu, tapi keliru yang dituntut, bukanlah membersihkan aqidah malah bertambah- tambah kesesatan dan bid'ahnya. Dan tanpa disadari, mereka telah berbuat syirik.

Dengan penuh kesabaran, Aby memberikan lagi penjelasan kepada si nenek bayi kembar tentang dosa syirik dan hukuman yang akan diperoleh bagi mereka yang melakukannya berdasarkan dalil- dalil dalam Al-Qur'an.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah di dalam bukunya Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa' pada Bab IV Tauhid dan Syirik ,menyebutkan bahwa Allah menciptakan mahluk agar mereka mentauhidkan -Nya dan hanya beribadah kepada-Nya. Hal ini sebagaimana firman- Nya :

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-KU " ( QS. Adz-Dzaariyaat : 56 )

Syirik dalam ibadah menghilangkan pahala amal, bahkan pelakunya mendapatkan hukuman jika amal tersebut termasuk perkara yang wajib dikerjakan . Sebab, kedudukan perbuatan ini sama saja dengan belum beramal sehingga pelakunya dihukum karena dianggap meninggalkan amal tersebut. Sesungguhnya Allah hanya memerintahkan beribadah kepada-Nya.

Allah Ta'ala berfirman :

Padahal, mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah, dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjadikan) agama dengan lurus ... ( QS. Al-Bayyinah : )


Dalam sebuah hadits qud'si Allah berfirman :
" Aku adalah dzat yang sangat tidak membutuhklan sekutu dari perbuatan syirik ini. Barang siapa mengamalkan sesuatu, lantas menyekutukan Aku dengan selain -Ku dalam amal tersebut maka amal itu bagi yang disekutukannya, dan Aku berlepas diri dari hal itu. "
Allah berfirman :
".......Sesungguhnya mempersekutukan ( Allah ) adalah benar-benar kezalimana yang besar " ( QS. Luqman : 13 )

Setelah menjelaskan secara panjang lebar tentang syiriknya penggunaan benda-benda untuk jimat, Aby menyarankan agar gelang yang dikenakan pada lengan bayi kembar tersebut dilepas, sehingga semua selamat dari dosa syirik. Mintalah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui doa agar kedua bayi itu diberikan perlindungan dari segala macam keburukan dan penyakit.
Hanya kepada Allah lah seharusnya tempat kita meminta pertolongan dan perlindungan, bukan selain Allah.

Aby menyampaikan bahwa apabila setelah tahu bahwa memasang gelang sebagai jimat adalah perbuatan syirik, tetapi kita tidak mempedulikannya dan menganggap bahwa masalah itu hanyalah sepele dan tidak berkaitan dengan aqidah, maka sesungguhnya kita menambah dosa kemaksiatan. Berbeda halnya dengan orang-orang jahil yang tidak mengerti, mereka dimaafkan karena kejahilannya. Namun orang-orang tersebut berkewajiban untuk mencari tahu dengan
menuntut ilmu.

Sebelum pamitan, Aby mengatakan kepada saudaranya dan isteri saudaranya tersebut, bahwa apa yang disampaikannya tiada lain adalah kebenaran belaka dan hal itu menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk melakukannya sebagai amar ma'ruf nahi munkar. Sedangkan bagaimana tindak lanjut dan sikap dari pihak yang diberikan peringatan, bukanlah menjadi tanggung jawabnya, dan itu diserahkan kepada Allah, karena hak Allah lah untuk membukakan pintu hati hambanya untuk menerima kebenaran. Sedangkan bagi sipemberi peringatan akan mendapatkan imbalan pahala dari Allah atas usahanya yang ikhlas menegakkan tauhid bagi saudaranya sesama muslim.


Beberapa bulan setelah kehadiran Aby dan isterinya memenuhi undangan tasmiyah cucu kembarnya saudaranya, Aby mendapat telepon yang memberitahukan bahwa salah seorang dari cucu kembar saudaranya dirawat di salah satu rumah sakit swasta SHD.

Setelah mendapat telepon tersebut Aby bergegas dengan isterinya menuju alamat rumah sakit yang disebutkan dalam telepon. Sesampainya di tempat yang di tuju, didepan pintu besar dari kaca Aby disambut oleh seorang laki-laki dengan pakaian dan penampilan menarik serta menempatkan kedua tangannya di dada persis seperti yang dilakukan oleh umat .
Oleh resepsionis rumah sakit diinformasikan kamar yang harus kami datangani.

Aby melihat bahwa kamar yang ditempati bayi cucu saudaranya itu merupakan ruangan VIP yang didalamnya dilengkapi pula dengan pesawat televisi , lemari pendingin, sati set sofa mewah untuk tamu.

Di ruang tersebut Aby melihat terbaring bayi cucu saudaranya yang sakit dengan jarum infus melekat disalah satu lengannya, dan di lengan tersebut masih melekat utuh gelang tali dari benang hitam sebagai jimat pelindung dari gangguan mahluk halus dan jin.

Isteri saudara Aby menyambut Aby dengan menceritakan bahwa sebelum dibawa ke rumah sakit , cucunya tersebut mengalami kejang-kejang dan matanya terbelalak. Kejadian tersebut menurut orang-orang tua dahulu karena di ganggu mahluk halus.

Cerita isteri saudaranya itu oleh Aby dinilai sangat tidak logis, dan Aby menanggapinya dengan mengatakan, mahluk halus itu masih bisa saja mengganggu meskipun sudah ada gelang jimat, berarti jimat itu tidak mempan, dukun yang memberi saran telah berbohong.

Beberapa saat setelah Aby memasuki ruangan perawatan, masuk pula seorang dokter spesialis anak, diiringi beberapa orang perawat. Aby memperhatikan secara seksama apa yang dilakukan oleh dokter tersebut pada si bayi, ia nampak memeriksa detak jantung dan denyut nadi, memeriksa mulut, dan kulit tubuh serta Abny juga melihat dokter tersebut menganalisa hasil pemeriksaan darah di laboratorium. Dokter tersebut kemudian mengatakan bahwa si bayi terkena deman berdarah, namun baru dalam tahap awal.

Kepada dokter anak itu Aby sengaja menanyakan kenapa kadang-kadang anak- anak atau bayi yang sakit dapat kejang-kejang dan matanya terbelalak. Pertanyaan tersebut dimaksudkan agar isteri saudaranya tidak salah tentang penyebab bayi kejang-kejang, seperti pengertian sekarang sebagai akibat adanya gangguan mahlkuk halus dan jin.

Dokter tersebut menjelaskan bahwa kejang-kejang pada balita disebabkan oleh suhu tinggi pada tubuhnya, bukanlah karena ada yang lain-lain atau gangguan mahluk halus, karenanya apabila tubuh anak balita terasa sudah panas betul harus segera diberi kompres dengan kain basah untuk membantu menurunkan suhu badan, kalau suhu badan terlampau tinggi anak balita bidsa terserang kejang-kejang dan matanya terbelalak.
Dokter juga memberitahukan bahwa menurut ilmu kedokteran bahwa anak balita sangat rentan terserang penyakit menular, karena daya tahan tubuhnya masih lemah, sehingga orang tuanya perlu melakukan tindakan pencegahan. Seperti bayi ini terkena demam berdarah karena mungkin disekitar tempat tinggalnya ada yang juga terjangkit penyakit yang sama.

Kepada isteri saudaranya yang juga selaku nenek bayi yang sakit, Aby kembali mengingatkan agar jangan sekali-kali melanggar larangan Allah, Allah telah melarang kita berbuat syirik, maka wajib bagi kita menjauhinya. Karena syirik sangat berbahaya, dan Allah tidak akan mengampuni dosa akibat syirik sebelum pelakunya minta ampun dan bertaubat.

Aby menegaskan kembali agar penggunaan jimat dalam bentuk apa saja dengan maksud jimat tersebut memberikan manfaat , segera ditinggalkan dan lepaskan gelang yang dipakai dilengan bayi tsb.

Mengingat perbuatan menyekutukan Allah benar-benar meniadakan tauhid , sehingga syirik ditetapkan sebaga dosa yang paling besar secara mutlak, maka karena itu pulalah Allah mengharamkan surga bagi setiao orang musyrik yaitu orang melakukan perbuatan syirik.

Imam Adz-Dzahabi dalam buku beliau Al-Kaba'ir ( edisi bahasa Indonesia : Dosa-dosa yang membinasakan menempatkan syirik sebagai dosa b esar yang pertama.
Beliau mengutip beberapa ayat Al-Qur'an antara lain :

Allah Ta'ala berfirman "
" Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni ( dosa ) karena mempersekutukan-Nya ( syirik ) dan Dia mengampuni apa ( dosa ) selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki. ( QS : An-Nisaa:48)

Allah Ta'ala berfirman :
Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan ( sesuatu dengan ) Allah, maka sungguh Allah,mengharamkan surga baginya dan tempatnya ialah neraka.( QS.Al- Maidaah : 72 )

Allah Ta'ala berfirman :
Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezhaliman yang besar ( QS. Luqman : 13 )

Mengingat perbuatan syirik menggugurkan semua amal ibadah yang telah dilakukan, sehingga jadi sia-sialah semua apa yang kita lakukan dalam rangka pendekatan diri kepada Allah, untuk itu sejak dini kita harus menghindarkan diri dari perbuatan tersebut agar kita dapat berlepas diri dan tidak digolongkan kedalam orang-orang yang disebut musyrik.

Meskipun kita telah melakukan begitu banyak perbuatan-perbuatan yang mengandung kebaikan, dan melakukan semua yang diperintahkan dan menjauhi segala bentuk larangan, kecuali kesyirikan tetap dilakukan dengan sadar atau tanpa sadar karena kebodohan, maka kita akan menerima akibatnya sebagaimana yang disebutkan dalam ayat Al-Qur'an diatas.

Agar kita dapat selamat dari hukuman akibat dosa syirik maka sebelum azal tiba dan matahari mumpung belum terbit dari arah barat, maka segeralah bertaubat dari berbagai perilaku syirik yang ada dalam diri kita. Bertaubat dilakukan dengan meminta ampun atas kesyirikan yang telah dilakukan, dan meninggalkannya serta bertekat tidak kembali terjerumus kejurang kesyirikan tersebut sebagai akibat kebodohan kita. Karenanya kebodohan yang dapat menyesatkan kita itu, haruslah ditebus dengan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pemurnian aqidah kepada mereka yang mumpuni dalam keilmuannya.

Setelah begitu rincinya Aby memberikan tausiyah kepada isteri saudaranya tersebut maka yang bersangkutan berjanji untuk memperhatikan apa yang telah disampaikan oleh Aby.

Dalam perjalanan pulang Aby berkomentar kepada isterinya, di zaman yang sudah begitu majunya seperti sekarang ini masih saja ada orang-orang yang percaya kepada mistik dan jimat padahal orang-orang tersebut sudah berpendidikan maju, namun sayangnya mereka masih jahil atau bodoh dalam ilmu aqidahnya.

Wallaahu Ta'ala 'alam

Sumber Bacaan :

1. Al-Quran dan terjemahan oleh Departemen Agama R.I
2. Ringkasan Shahih Bukhari oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Bani.
3. Ringkasan Shahih Muslim oleh Syaikh Muhammad Nashirudidn Al-Bani.
4. Shahih Sunan Abu Dawud oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Bani.
5. Ad-Daa- wa Ad-Dawaa' oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.
6. Mengetuk Pintu Ampunan Meraih Berjuta Anugerah oleh Ibnu Qayymin Al-Jauziyah.
7. Kitab Tauhid oleh Syaikh Muhammad bin Abdl Wahab At-tamimi.
8. Syarah kitab Tauhid oleh Syaikh Muhammad Al-Utsaimin.
9. Fathul Majid oleh Syaikh Muhammad Hasan Alu Syaikh.
10. Prilaku dan akhlak Jahiliyah oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimi.

Rabu, ba'da zuhur , 10 Rajab 1431 H/ 23 Juni 2010.
Diposting oleh Abu Farabi al-Banjari ( http://abufarabial-banjari.blogspot.com )



Diposkan oleh Abu Farabi al-Banjari di 19:03 0 komentar
Label: Bertaubat dari bid'ah dan syirik
Senin, 07 Juni 2010
MEMBERIKAN NAMA KEPADA BAYI DENGAN RITUAL BID'AH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar