Mengajak kepada sesasama hamba Allah untuk berbuat kebaikan dan menjauhi kemunkaran
Jumat, 25 Juni 2010
MARAKNYA PERJINAHAN TANDA KIAMAT SEMAKIN DEKAT
O l e h : Musni Japrie al-Pasery
Selama beberapa waktu ini masyarakat di negeri ini dihebohkan oleh informasi yang dimuat berbagai ragam media massa yaitu beredarnya video mesum melalui jejaring persahabatan dunia maya, facebook. Video mesum suatu sebutan istilah yang diperhalus, yang sebenarnya adalah video perzinahan, yang pelakunya oleh kalangan penyebar berita disebut sebagai pasangan selebritis yang cantik wajahnya dan terkenal. Tulisan ini tidak dalam kapasitas berkomentar atau mengulas tentang video perzinahan tersebut maupun tentang prilaku yang tidak bermoral dari pemegang peran sungguhan dalam video tersebut, melainkan lebih kepada pembahasan mengenai pentingnya untuk mengingatkan kepada kita tentang semakin mendekatnya akhir zaman, yang ditandainya dengan semakin maraknya perzinahan dan bahkan sengaja dipertontonkan dan diumumkan kepada khalayak ramai.
Pengertian Hari Kiamat atau Hari Akhir ( Al- Yaum Al-Akhir )
Syaikh Abu Bakar A- Jazairi , dalam 'Aqidah Al- Mu'min yang dikutip oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri dalam bukunya Tamasya ke Negeri Akhirat ( terjemahan ) menulis, bahwa ada dua hal yang dimaksudkan dengan hari akhir ( Al-Yaum Al-Akhir ) :
Pertama, kebinasaan alam seluruhnya dan terhentinya kehidupan ini secara total.
Kedua, memasuki kehidupan akhirat dan dimulainya kehidupan itu.
Dengan demikian, kata hari akhir menunjukkan hari terakhir dari hari-hari kehidupan dunia sekaligus hari pertama dan penghabisan dari kehidupan kedua, karena hari itu hanya satu hari dan tidak terjadi lagi untuk kedua kalinya.
Keimanan kepada hari akhir menuntut pembenaran terhadap pemberitaan Allah tentang kebinasaan kehidupan dunia ini, yang didahului oleh beberapa tanda, kejadian besar menakutkan dan perubahan besar. Sebagaimana juga menuntut pembenaran terhadap pemberitaan Allah tentang kehidupan akhirat yang berisi nikmat dan siksa, kejadian-kejadian
besar seperti pembangkitan segala makhluk, pengumpulan dan penghisaban mereka, pemberian imbalan atas perbuatan sadar yang mereka lakukan dalam kehidupan dunia ini.
Kewajiban Beriman Pada Hari Akhir
Syaikh Mahmud Al-Mishri dalam bukunya menulis bahwa; beriman kepada hari akhir merupakankeyakinan berakhirnya jagat raya ini, sebagai akhir kehidupan dunia ini secara total dan dimulainya kehidupan lain, yaitu negeri akhirat dengan segala kenyataan-kenyataan menakjubkan di dalamnya, meliputi pembangkitan berbagai makhluk, pengumpulan, penghisaban dan pemberian ganjaran mereka.
Syaikh Al- Allamah Hafizh bin Ahmad Al-Hikami dalam bukunya edisi Indonesia Buku Pintar Aqidah Ahlussunnah menyebutkan dalil dari Al-Qur'an tentang iman kepada Hari Akhir :
" Barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu ( yang dijanjikan) Allah itu pasti datang ( Al-'Ankabuut. : 51 )
Firman Allah : " Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan sesungguhnya ( hari) pembalasan pasti terjadi" ( QS. Adz-Dzaariyaat : 5 - 6 )
Firman Allah : " Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tiada keraguan tentangnya ...." 9 qs. AL-Ghaafir/Mukmin : 59 )
Selanjutnya dikatakan oleh beliau bahwa arti iman kepada hari akhir adalah sebuah pembenaran yang tegas bahwa hari itu pasti akan datang, tidak bisa dihindari lagi, serta beramal sesuai dengan keyakinan itu. Termasuk diantara kategorinya adalah keimanan terhadap tanda-tanda Hari Kiamat dan berbagai mukaddimahnya yang terjadi sebelumnya, secara pasti.
Ditambahkan pula oleh Syaikh Mahmud Al- Mishri bahwa, keimanan ini tidak saja wajib, tetapi termasuk salah satu pilar ( rukun ) enam bangunan akidah seorang muslim, sehingga akidahnya tidak sempurna dan tidak sah kecuali dengan keimanan ini.
Allah berfirman :
" Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman kepadaAllah, hari kemudian, malaikai-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi " ( Al-Baqarah : 177 ).
Karena urgensinya keyakinan ini dalam kehidupan mukmin dan dampaknya yang besar bagi keistiqomahan dan kesalehan individu, maka Al-Qur'an memberi perhatian yang tidak kurang, dan perhatiannya terhadap keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Banyak sekali bahkan ratusan ayat-ayat di dalam Al-Qur'an yang mengingatkan kepada manusia tentang kiamat ini.
Kapan Terjadinya Kiamat
Tidak ada siapapun yang mengetahu kapan kiamat akan terjadi, termasuk Rasullulah shalalahu 'alaihi wa sallam, karena kiamat adalah masalaah gaib dan hanya hak Allah yang menentukan dan mengetahui waktu terjadinya kiamat tersebut. Allah lah yang memegang rahasia kiamat, sebagaimana di firmankan-Nya dalam Al-Qur'an surah Lukman ayat 34 :
" Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui ( dengan pasti ) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati "
Juga firman Allah dalam Al-Qur'an surah Al-A'raaf ayat 187 :
" Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya ?. Katakanlah "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku ; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi mahluk ) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba "
Kiamat Semakin Dekat
Meskipun dalil-dalil dalam Al-Qur'an secara tegas telah menyatakan bahwa tidak satupun mahluk ciptaan Allah yang mengetahui kapan datangnya hari kiamat, tetapi tanda-tanda kian dekatnya hari kiamat yang disebutkan oleh nash yang shahih telah nampak dimata kita. Begitu banyak hadits Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam yang menyebutkan berbagai tanda-tanda dari akan datangnya kiamat.
Satu dari sekian banyaknya tanda-tanda semakin mendekatnya kiamat adalah merebaknya perzinahan dikalangan umat. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziah dalam bukunya Mengetuk Pintu Ampunan Meraih Berjuta Anugerah : Fenomena zinah merupakan tanda-tanda kehancuran alam, ia menjadi tanda-tanda datangnya kiamat, sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik berkata, " Sungguh aku akan menyampaikan suatu hadits kepada kalian dan tidak akan pernah disampaikan oleh seorangpun setelahku. Aku mendengarRasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda :
" Termasuk tanda-tanda kiamat adalah dicabutnya ilmu dan munculnya kebodohan. ditenggaknya minuman keras dan merebaknya perzinahan, sedikitnya komunitas laki-laki dan banyaknya wanita, sehingga bagi lima puluh wanita diimbangi dengan satu orang laki-laki "
( HR. Bukhari dan Muslim ).
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menambahkan dalam buku beliau tersebut diatas : Sunatullah berlaku pada alam, ketika zinah merebak, Allah marah dan sangat marah. Maka.. semestinya kemarahan-Nya itu berimbas di bumi dalam bentuk hukuman. Abdullah bin Mas'ud berkata. " tidaklah muncul riba dan zina dalam suatu negeri , kecuali Allah mengizinkan kebinasaannya.
Perzinahan yang dilakukan oleh pasangan yang bukan suami isteri di muka bumi ini umumnya dan khususnya dinegeri ini yang disebut bermayoritas berpenduduk muslim bukanlah merupakan barang baru dan semakin merebak dan meraja lela di setiap tempat, baik yang tersembunyi maupun terang-terangan maupun yang sengaja dipertontonkan kepada halayak ramai melalui rekaman video maupun telepon selulair, yang dijadikan sebagai suatu kebanggaan bagi para pelakunya yang tidak bermoral, namun mengaku sebagai seorang yang muslim.
Perzinahan telah dilakukan oleh berbagai kalangan dan tingkat umur, tidak saja oleh kalangan kelas bawah, menengah bahkan juga kalangan atas dan tingkat tinggi. Perzinahan disinyalir oleh banyak kalangan tidak saja dilakukan oleh mereka yang tidak b erpendidikan, kurang berpendidikan dan juga dilakukan oleh mereka yang memiliki pendidikan tinggi. Perzinahan tidak saja dilakukan oleh mereka para pengangguran, para pekerja kasar, para pedagang, pegawai swasta dan pegawai negeri, para kalangan pejabat dan lebih-lebih dikalangan selebritis. Pendek kata perzinahan merebak dan dilakukan oleh mereka dari berbagai profesi. Dan tentunya juga perzinahan dilakukan pula oleh mereka-mereka yang bekerja dilingkungan entertaimen dan show bisnis. Perzinahan juga telah merebak pula dikalangan anak-anak remaja ditingkat sekolah menengah pertama,menengah atas dan sampai di tingkat perguruan tinggi. Perzinahan telah melanda kalangan yang jahil maupun mereka yang berilmu.
Singkat kata dewasa ini lebih tepat dikatakan sebagai kurun perzinahan yang dilakukan secara masaal dan merata dikalangan masyarakat meskipun waktunya tidak bersamaan dan pada tempat yang berbeda. Dan yang paling sulit dicerna akal sehat adalah perzinahan yang dilakukan oleh mereka yang mempunyai hubungan sedarah ( insert) , antara anak dengan ibu kandung, antara ayah dengan anak kandung, antara kakak beradik sekandung, antara paman dan keponakan, antara ayah tiri dengan anak tirinya, antara anak tiri dengan ibu tirinya ,dimana mereka mereka tersebut dilarang untuk menikah satu sama lainnya.
Hari Kiamat Pintu Menuju Hari-Hari Pembalasan
Hari Kiamat adalah sebagai klimaks dari hari-hari kehidupan dunia yang fana penuh dengan berbagai kenikmatan yang dihalalkan maupun yang diharamkan oleh Allah Subhana wa Ta'ala, dan berakhirnya segala kebahagian maupun kesengsaraan hidup yang sebenarnya semu karena tidak abadi dan hanya sebentar, dan akan dimasukinya hari-hari panjang sebagai hari perhitungan atau lebih dikenal dengan yaumilhisab, yang kemudian pada gilirannya manusia akan digiring menuju hari pembalasan apakah keneraka ataukah menuju surga sesuai dengan apa yang telah dia perbuat selama hidup didunia.
Allah Ta'ala menggambarkan tentang kehebatan hisab melalui firman-Nya yang tersebut dalam Al-Qur'an di surah Al- Anbiyaa ayat 47 :
" Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hari Kiamat maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun . Dan jika ( amalan ) itu hanya sebesar biji sawipun pasti Kami akan mendatangkan ( pahala ) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan "
Syaikh Mahmud Al- Mishri dalam buku beliau Tamasya ke Negeri Akhirat menulis `: sungguh merupakan fenomena yang menakutkan tatkala manusia menyaksikan kesenggsaraan pada hari itu dengan mata kepala mereka sendiri , dimana masing-masing umat b erusaha mencari tunggangan untuk dinaikinya sebagaimana firman Allah : " Dan hanya kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi . Dan pada hari terjadinya kebangkitan, akan merugilah pada hari itu orang yang mengerjakan kebathilan " ( QS. Al-Jatsyah : 27 )
Dikemukakan pula riwayat, bahwa orang-orang berbondong-bondong dengan susah payah . Sehingga , engkau mengira dirimu sendiri saja yang tertimpa kesusahan , kesedihan diantara makhluk yang berjejalan. Mereka telanjang tidak berbusana dan seluruhnya diam, disertai dengan kehinaan, kenistaan, ketakutan dan kesedihan. Engkau tidak mendengar apapun selain suara telapak kakimu, dan seruan seseorang .
Allah berfirman " " Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu. Pakaian mereka dari pelangkin ( ter ) dan muka mereka ditutup dengan api neraka . Agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan . Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya ( QS.Ibrahim : 49-51 )
Syaikh Mahmud Al- Mishri menyebutkan pula bahwa Allah memberikan catatan amalan manusia yang tidak terlewatkan sedikitpun dosa kecil dan dosa besar. Berapa banyak kejelekan yang dilupakan manusia , Namun Allah tetap mengingatkan nya. Berapa banyak ketaatan yang manusia lupakan . Dan berapa banyak tindakan memalukan dan kelicikan yang telah diperbuat.
Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Setiap hamba akan ditanya Tuhannya mengenai lima hal ; tentang masa mudanya, dalam hal apa digunakan untuk apa ? Tentang hartanya darimana ia mendapatkan dan kemana ia menginfakkan, dan tentang ilmunya, ilmu apa saja yang telah diamalkan ( HR At-Tirmidzi dari Ibnu Mas'ud ).
Imam Al-Qurthubi berkata, " Setelah hisab selesai, maka langkah setelahnya adalah penimbangan amal, dimaksudkan dengan timbangan ini dapat menjadi penentu ganjaran yang diberikan. Sehingga, sangat tepat jika penimbangan amal dilakukan setelah hisab, karena hisab adalah perkiraan amal, dan timbangan adalah untuk menjelaskan perkiraan agar pembalasannya sesuai.
Semua amal yang ditimbang akan kelihatan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, "
" Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarah pun,niscaya dia akan melihat balasannya, dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula" ( QS. Az- Zalzalah : 7 - 8 )
Perzinahan Sebagai Hubungan Sex Terlarang Dalam Islam.
Islam tidak melarang hubungan sex antara pasangan yang telah dihalalkan menurut syar'i, yaitu pasangan suami isteri yang telah melakukan akad nikah yang memenuhi persyaratan yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Di luar itu maka hubungan sex yang dilakukan oleh pasangan berlawanan jenis, laki-laki dan perempuan dinamakan perzinahan, sedangkan zinah itu sendiri terlarang di dalam islam.
Allah Ta'ala berfirman : " Dan janganlah kamu mendekati zinah ; (zinah ) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk " ( QS. Al-Israa: 32 ).
Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin dalam mensyarah Kitab Dosa-Dosa yang Membinasakan ( Al-Kaba'ir ) menyebutkan sesungguhnya di antara hukum dan bimbingan Al-Qur'an adalah sangat menganjurkan untuk berpegang teguh dengan akhlak-akhlak yang mulia dan tata krama yang luhur dan sangat melarang dari tingkah laku yang bisa menodai kemuliaan dan kehormatan. Oleh karena itu, Allah mengharamkan perzinahan dan memberitahukan bahwa zinah adalah perbuatan yang sangat tercela dan dianggap tercela oleh semua orang yang memiliki fitrah yang lurus dan akal yang sehat. Banyak ayat yang tertera dalam Al-Qur'qan yang mengharamkan zinah, antara lain :
Firman Allah Ta'ala : " Dan orang-orang yang tidak mepersekutukan Allah dengan sesembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzinah; dan barang siapa melakukan demikian itu niscaya dia mendapat hukuman yang berat ( QS. Al-Fur'qaan : 68 ).
Selain dinyatakan dalam Al-Qur'an tentang haramnya melakukan perzinahan, maka banyaknya hadits dari Rasullulah shallalahu 'alihi wa sallam yang menyebutkan larangan melakukan perzinahan , antara lain :
Rasullulah shalahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya : " Dosa apakah yang paling besar ? beliau shallalhu 'alaihi wa sallam menjawab : " Engkau menyekutukan Allah padahal Dia-lah yang telah menciptakanmu. Kemudian sipenaya bertanya kembali , Kemudian dosa apa lagi "? Beliau shallalahu 'alaihi wa sallam menjawab : " Engkau membunuh anakmu karena takut ia makan bersamamu." Sipenanya kembali bertanya : " Kemudian dosa apalagi "? Beliau shallalahu 'alaihi wa sallam menjawab : " Engkau berzinah dengan isteri tetanggamu "( HR.Riwayat Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi )
Selain dari itu banyak hadits lain yang menyebutkan tentang larangan dan keharaman perzinahan, sehingga imam Adz-Dzhabi dalam kitabnya Al-Kaba'ir ( Dosa-dosa yang membinasakan ) mengkatagorikan perzinahan termasuk dalam dosa besar.
Ibnu Qayyim al- Jauziyah dalam kitabnya ( terjemahan ) Ad-Daa'wa Ad-Dawaa' menulis :
Mengingat kerusakan zinah termasuk kerusakan yang paling besar, diantaranya dapat menafikan maslahat hukum alam dalam menjaga nasab, kemaluan, dan kehormatan, serta menyebabkan timbulnya sebesar-besar permusuhan dan kebencian diantara manusia, yaitu setiap mereka merusak isteri, anak perempuan, saudara perempuan, dan ibu dari kawannya hingga duniapun hancur akibat perbuatan tersebut; maka tingkat kerusakan zinah ini menempati posisi tepat dibawah pembunuhan. Oleh sebab itu Allah menyertakan penyebutan zinah di dalam kitab-Nya setelah pembunuhan, begitu pula Rasul-Nya dalam sunnahnya.
Imam Ahmad berkata : " Aku tidak mengetahui ( dosa ) yang lebih besar setelah pembunuhan selain zinah.
Ibnu Qayyim al- Jauziyah juga menulis : Allah mengabarkan bahwa perbuatan zinah merupakan perkara yang benar-benar buruk, yaitu keburukan yang berakhir dengan keburukan, sehingga kekejiannya benar-benar diakui oleh akal, bahkan sampai dikalangan hewan, sebagaimana disebutkan oleh Bukhari dalam shahihnya, dari Amr bin Maimun al-Audi, dia berkata : " Pada zaman Jahilyah, aku melihat seekor kera jantan berzinah dengan kera betina. Kemudian kera-kera lain pun mengerumuni keduanya dan merajam mereka sampai mati.
Selanjutnya, Allah mengabarkan tentang akibat buruk dari perzinahan, bahwasanya zinah merupakan seburuk-buruk jalan karena ia merupakan jalan kebinasaan , kehancuran, dan kefakiran didunia, sekaligus merupakan jalan adzab, dan siksaan di akhirat.
Dikatakan pula oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyah : Allah mengaitkan keberuntungan seseorang hamba dengan memelihara kemaluannya dari zina. Tidak ada jalan untuk mendapatkan keberuntungan melainkan dengan hal itu, sebagaimana firman-Nya :
" Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, ( yaitu ) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari ( perbuatan dan perkataan ) yang tidak berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki ; Maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas " ( QS. Al-Mu'minuun :17)
Penyebab Terjadinya Perzinahan
Faktor penyebab yang paling utama terjadinya perzinahan adalah lemahnya iman seseorang yang diperkuat oleh dorongan dan godaan iblis/syaitan baik yang berbentuk jin maupun yang berbentuk manusia.
Lemahnya iman seseorang berdampak sangat luas, sehingga yang bersangkutan tidak merasa bersalah dan berdosa terhadap segala bentuk kemaksiatan dan kemunkaran yang dilakukannya, yang terpenting baginya adalah terpuaskannya hawa nafsu hewani yang termasuk disini adalah melakukan perzinahan.
Berkenaan dengan lemahnya atau kurangnya iman seseorang sehingga yang bersangkutan tidak merasa terbebani dalam melakukan perzinahan, telah disinggung oleh Rasullulah shalllalhu 'alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim :
" Tidak akan berzinah seorang pezinah pada saat ia berzinah sedangkan ia dalam keadaan beriman, tidak akan mencuri seorang pencuri pada saat ia mencuri sedangkan ia dalam keadaan beriman dan tidak akan minum khamer ketika ia meminumnya sedangkan ia dalam keadaan beriman. "
Dilain hadits Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda, " Apabila seorang hamba berzinah , maka imannya akan keluar dan diatasnya seolah-olah ada sebuah bayang-bayang. Apabila ia berhenti ( dari perzinahannya ) maka imannya akan kembali kepadanya "(HR. Abu Dawud ).
Sedangkan dari riwayat Al- Hakim disebutkan bahwa Rasullullah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Barang siapa berzinah atau meminum khamer. maka Allah mencabut imannya sebagaimana seseorang yang melepaskan baju melalui kepalanya."
Iblis melalui para tentaranya berupa syaitan baik yang berbentuk jin maupun yang berbentuk manusia, selalu membujuk kepada manusia dengan janji akan mendapatkan kepuasan syahwati, menggoda manusia khususnya pelaku perzinahan melalui godaan terhadap nafsu dan syahwat.
Dalam menjalankan perannya syaitan menggoda, mendorong dan menjerumuskan manusia kelembah kemaksiatan, iblis memberikan gambaran yang semu kepada mangsanya dengan membungkuskan kepalsuan terhadap kemaksiatan, sehingga manusia akan terpesona dan memandang kemaksiatan itu sebagai sesuatu yang indah, sedangkan sebaliknya kebaikan oleh iblis dibungkus dengan gambaran keburukan, sehingga manusia yang tertipu dan menjauh dari kebaikan tersebut. Makanya Rasullulah shalalahu 'alaihi wa sallam mengajari kita untuk selalu minta perlindungan dari godan dan segala tipu daya syaitan, agar kita terbebas dari jerat jaring syaitan tersebut.
Iblis dalam memuluskan segala usahanya mengajak manusia kepada jalan kemaksiatan, adalah melalui pintu nafsu dan syahwat yang ada dalam dalam diri manusia, terutama yang dinamakan sebagai nafsu ammarah bis-suu.
Syaikh Dr.Ahmad Farid dalam bukunya Manajemen Qalbu Ulama salaf, menyebutkan bahwa nafsu ammarah bis-suu adalah nafsu yang benar-benar tercela . Karena nafsu ini selalu menyuruh seseorang melakukan segala macam keburukan. Dan itu adalah watak aslinya. Tidak ada yang bisa lolos dari kejahatannya kecuali dengan pertolongan Allah. Allah Subhanahu Ta'ala berfirman : " Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan , kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang " ( QS. Yusuf : 53 ).
Menurut Syaikh Dr. Ahmad Farid selanjutnya, nafsu ammarah bis-suu selalu menjadikan syaitan sebagai teman dan sahabat setianya. Syaitanlah yang memberikan janji dan harapan kepadanya , memasukkan kebathilan ke dalamnya, menyuruhnya melakukan perbuatan buruk dan membuatnya terlihat baik olehnya. Syaitan juga membuatnya menjadi panjang angan-angan
dan membuatnya melihat kebahtilan dalam bentuk yang bisa diterimanya dan telihat baik olehnya.
Ditambahkan pula oleh Syaikh Dr Ahmad Farid bahwa nafsu selalu mengajak kepada kehancuran, membantu musuh, menginginkan semua kejelekan dan mengikuti segala macam keburukan. Karena secara naluriah ia melaju dijalur pelanggaran.
Maka karunia yang tidak terhingga adalah keberhasilan keluar dari kungkungan nafsu dan melepaskan diri dari perbudakannya. Karena nafsu adalah penghalang terbesar antara manusia dan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dr. 'Ajiil Yaasim An Nasyimi dalam bukunya Tibbul Qulub, mengutip pernyataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah : Mengikuti keinginan syahwat termasuk katagori mengikuti hawa nafsu . Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala : " Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka ). Dan siapakah yang lebnih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapatkan petunjuk dari Allah sedikitpun" ( QS. Al- Qashas: 50 ).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah melanjutkan bahwa : syahwat selalu berdampingan dengan hawa nafsu , barang siapa yang jiwanya mengikuti syahwatnya yang berada dalam dirinya, ia pasti mengikuti apa yang menjadi seleranya.
Dari seluruh yang dikemukan ulama tersebut diatas, maka syahwat libido pada manusia yang selalu menginginkan pemuasan melalui nafsunya, oleh syaitan dicarikan jalannya melalui perzinahan.
Iblis yang tidak pernah merasa jenuh dalam melakukan bujuk rayunya kepada manusia yang lengah dan lemah imannya, juga memiliki prasarana sebagai fasilitasnya memberikan kepuasan kepada kliennya yaitu dalam hal ini adalah manusia. Fasilitas tersebut meliputi segala hal yang berbau hiburan ( intertaimen ) yang dipoles sedemikian rupa sehingga sepertinya bukan fasilitas bermaksiat, seperti karoke, discotik, panti pijat tradisional, spa , cape, hotel dan lain sebagainya, , dimana semua itu dibangun dan disediakan oleh para sekutu iblis, yang disebut syaitan dalam bentuk manusia . Termasuk disini tentunya adalah rumah- rumah yang disediakan oleh pemiliknya sebagai tempat mesum, baik yang disediakan oleh perorangan secara tidak resmi maupun yang resmi disediakan pemerintah melalui lokalisasi.Penyedia fasilitas dan mereka yang turut berperan dalam penyelenggaraan fasilitas tersebut tidak terkecuali satupun adalah digolongkan kedalam sekutunya syaitan.
Kenapa penyedia fasilitas yang memberikan peluang dan kemudahan kepada akses terjadinya perbuatan maksiat berupa perzinahan disebut sebagai syaitan berbentuk manusia dan sekutunya iblis, hal itu dikarenakan iblislah yang mendorong mereka untuk menyediakan fasilitas tersebut dengan dalih sebagai usaha bisnis hiburan guna menarik wisata dan sebagai syarat sebuah kota yang modern
Kesepakatan yang diciptakan oleh mereka pemilik/pengusaha fasilitas intertaiment dan amusement dengan iblis tersebut telah memberi peluang dan kemudahan terjadinya kemaksiatan yang dalam hal ini perzinahan, maka mau atau tidak mau , sadar atau tidak sadar
mereka tersebut adalah sekutunya iblis. Dan kepada mereka nantinya akan dituntut tanggung jawab, sekalipun mereka tidak turut langsung atau terlibat dalam kemaksiatan dan perzinahan tersebut.
Bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang dilakukan berbagai kalangan dan berbagai profesi lebih disuburkan lagi oleh maraknya penampilan tontonan adegan percintaan, adegan seks, tarian erotis dan bahkan adegan perzinahan melalui pemutan film di bioskop-bioskop, tayangan televisi dari berbagai penyelenggara siaran, video, rekaman audiovisual dan beragam bentuk lainnya termasuk gambar-gambar dan berita-berita dimedia surat kabar yang berbau pornografi, telah dijadikan tuntunan bagi para penonton, pemirsa dan pembacanya, yang tentunya tidak ketinggalan para anak baru gde dan anak-anak dibawah umur.
Mereka yang melihat berbagai adegan yang diperankan oleh para artis dan aktor, berangan-angan, kemudian berandai-andai dan selanjut diikuti dengan langkah untuk meniru dari apa yang disaksikannya. Sehingga tidak ada yang dapat menjamin bahwa apa yang ditonton itu, tidak akan dijadikan tuntunan. Pada gilirannya maraklah perbuatan mesum, kemaksiatan pemerkosaan dan bahkan tentunya perzinahan.
Siapa saja yang terlibat didalam proses pembuatan sesuatu yang dijadikan tontonan baik berupa film di bioskop, sinetron di layar kaca, viedo, rekaman audiovisual, tarian-tarian yang erotis, nyanyi-nyayian dan musik-musik yang menimbulkan rangsangan syahwat dan yang menghanyutkan, gambar-gambar dan berita-berita diberbagai media, yang kemudian apa yang ditontonkan tersebut berdampak buruk kepada masyarakat, maka mereka-mereka tersebut bertanggung jawab atas apa yang terjadi, dan mereka-mereka tersebut adalah patut disebut juga sebagai sekutu-sekutu nya syaitan. Karena mereka-mereka tersebut bersama-sama dengan syaitan sebagai aktor utama mengajak manusia melanggar norma-norma agama.
Faktor lain yang menjadi peluang terjadinya perzinahan adalah pergaulan bebas antara muda mudi remaja dan anak baru gde, sedangkan dilain pihak adanya pergaulan bebas tersebut disebabkan peluang dan kesempatan yang diberikan secara sengaja oleh keluarga dan orang tua mereka, peluang yang diciptakan tersebut dilakukan tanpa sadar yaitu dengan memperlonggar pengawasan dan disiplin anak di rumah. Para keluarga dan kedua orang tua memberikan rekomendasi kepada anak-anak remaja, putra dan putri mereka untuk keluar malam bersama menikmat malam libur, yang siapa bisa menjamin rekomendai yang diberikan tidak akan dimanfaatkan kepada hal-hal yang dilarang dalam agama.
Berkhalwat berduaan antara pasangan muda-mudi, baik mereka hanya sebagai teman sepergaulan, teman kencan atau sebagai sepasang kekasih , disitu akan hadir syaitan sebagai pihak ketiga, syaitan menggunakan kesempatan ini untuk menjerumuskan mangsanya untuk memasuki wilayah terlarang dan ujung-ujungnya menuju pintu perzinahan.
Berbagai fasilitas dan peluang yang dijadikan sarana dan prasarana oleh iblis dengan seluruh bala tentaranya berupa syaitan dari jin dan syaitan dari manusia tidak dapat diceritakan satu persatu dalam tulisan ini, namun iblis sangatlah lihai dan licik dalam memainkan perannya sebagai mak comblang perzinahan, sehingga pasangan yang telah berkeluarga, baik suami maupun isteri tidak terlepas dari tangan-tangan gurita iblis sehingga masuk kedalam ranah perzinahan. Istilah untuk perzinahan yang dilakoni oleh pasangan yang sudah berkeluarga dan beranak pinak di perhalus sebutannya dengan perselingkuhan, namun maknanya tidak lain adalah perzinahan yang sangat tidak disukai dalam islam.
Dampak Negatif Perzinahan
Perzinahan termasuk dalam katagori maksiat dan dosa, yang oleh Ibnu Qayyim Al- Jauziyah dalam bukunya Ad-Daa' wa Ad-Dawaa' menyebutkan bahwa, termasuk perkara yang seharusnya diketahui bahwasanya dosa dan kemaksiatan pasti menimbulkan mudharat (kerugian ) tidak mungkin tidak. Mudharatnya bagi hati seperti mudharat yang ditimbukan racun bagi tubuh, yaitu memiliki tingkatan yang beragam. Adakah kehinaan serta penyakit di dunia dan di akhirat yang tidak disebabkan oleh dosa dan maksiat.
Di dalam Al-Qur'an diriwayatkan begitu banyak berita tentang dijatuhkannya bala bencana dan hukuman kepada umat manusia sebagai imbalan dan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Sangat Pemberi Balasan, bagaimana Nabi Allah Adam alaihiwasallam dan isteri beliau Siti Hawa dikeluarkan dari Surga yang penuh dengan segala kenikmatan menuju bumi dengan berbagai bentuk dan segala kesulitannya, itu adalah sebagai balasan dan hukuman karena keduanya telah berbuat maksiat dan dosa padaAllah Subhanahu wa Ta'ala.
Begitu juga dengan adanya banjir besar yang menenggalamkan bumi sampai kepuncak gunung yang menenggelamkan umat manusia pada zamannya Nabi Allah Nuh alaihiwasallam, dikarenakan keingkaran dan kemunkaran kaum beliau yang tidak mau mengindahkan dakwah dan seruan Nabiyang diutus kepada mereka.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menyebutkan, dalam musnad Imam Ahmatd , dari ummu Salamah radhyallahu anhuma ia berkata: Aku pernah mendengar Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Jika tampak jelas berbagai kemaksiatan pada ummatku, maka Allah akan menyamaratakan adzab dari sisi-Nya kepada mereka semua. Kemudian aku b ertanya: bukankah ada orang-orang shalih diantara mereka? Beliau menjawab: " Benar". Aku melanjutkan : "Apa yang terjadi pada mereka ". Beliau menjelaskan : "Saat itu mereka juga ditimpa bencana seperti halnya yang lain, tetapi mereka akan mendapatkan ampunan dan keridhaan Allah "
Selain dari hadits tersebut diatas dikutip pula oleh Ibnu QAayyin Al-Jauziyah hadits dalam Sunan Ibnu Majah, dari Abdullah bin 'Umar bin al-Khaththab radhyalhu anhu, Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Hai kaum muhajirin, ada lima perkara aku berlindung kepadaAllah dan semoga kalian tidak menjumpainya. Tiodaklah tampak perbuatan keji ( zinah ) pada suatu kaum, sampai-sampaimereka melakukannya secara terang-terangan, melainkan mereka akan ditimpa cobaan berupa berbagai wabah tha'un dan penyakit yang belum pernah dialami oleh orang-orang yang sebelum mereka. Dan seterusnya ... "
Selanjutnya disebutkan juga riwayat dari Ibnu Abid Dun-ya dari Anas bin Malik, bahwasanya dia pernah bersama seorang pria lain masuk menemui 'Aisyah radhyiallhu anhuma. Orang tadi berkata : " Wahai ummul mukminin , ceritakanlah kepada kami tentang az-Zalzalah ( hari keguncangan ). " Aisyah radhyallahu anhuma menjawab " " Apabila orang-orang`telah membolehkan zinah, meminum khamer dan menabuh alat-alat musik,maka Allah pun cemburu di langit-Nya, lantas berkata pada bumi : "Guncangkan mereka ! Berhentilah jika mereka b ertaubat dan menghentiakn perbuatan mereka . Sebaliknya, hancurkan mereka jika tidak mau.!". Pria tadi b ertanya lagi : " Wahai ummul Mukminin , apakah itu merupakan azab bagi m,ereka ?" Aisyah radhyallahu anhuma menjawab: " itu adalah peringatan dan rahmad bagi kaum mukminin, tetapi merupakan hukuman, azab. dan kemurkaan untuk orang-orang kafir."
Imam Ahmad mengisahkan dari Shafiyyyah, ia berkata " " Kota Madinah pernah mengalami gempa bumi pada masa Umar Ibnu Khaththab. Beliaupun berseru : " Wahai manusia , ada apa ini, ? Alangkah cepatnya kalian berbuat kerusakan. Seandainya bperistiwa ini terjadi loagi, aku tidak ingin tinggal b ersama kalian ditempat ini ".
Al-Hasan berkata : " Demi Allah , sesungguhnya bencana itu tidak lain adalah hukuman dari Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk manusia."
Ibnu Qayyim Al-jauziyah mengatakan bahwa, Al-Auza'i menyebutkan dari Yahya bin Abi Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah radhyallahu anhu, dia mengatakan Rasullulah shalalahu 'alaihi wa sallam bersabda :
" Jika dosa itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi, ia hanya meudharatkan pelakunya, namun ,kalau dosa itu dilakukan secara terang-terangan dan tidak diubah, maka ia akan menimbulkan kemudharatan umum "
Dalam buku Ad-Daa' wa Ad-dawaa' oleh ibnu Qayyim Al-Jauziyah menulis bahwa, sebagian ulama salaf mengatakan : " Kemaksiatan merupakan pengantar kekafiran ; sebagaimana ciuman pengantar ji'ma, nyanyian merupakan pengantar zinah, pandangan merupakan pengantar asmara dan sakit merupakan pangantar kematian ".
Disebutkan dalam al-Hiyah, dari Ibnu Abas radhyallahu anhum, dia berkata : " " Hai pelaku dosa , janganlah kamu merasa aman dari akibat yang buruk, juga dari perkara lain yang mengikuti dosa tersebut, yang lebih besar dari dosa yang kamu perbuat "
Tiada rasa malumu terhadap apa yang ada dikanan kirimu ketika berbuat dosa itu lebih b esar dari dosa itu sendiri. , Tawamu, padahal kamu tidak tahu apa yang akan dilakukan Allah terhadapmu , juga lebih besar daripada dosa yang telah kamu lakukan. Dosa karena kegembiraanmu dengan dosa yang berhasil kamu lakukan adalah lebih besar dari pada dosa itu sendiri. Dosa karena kesedihan atas dosa yang tidak berhasil kamu lakukan lebih besar dari dosa itu sendiri.
Abu Na'im menyebutkan dari Salimbin Abil Ja'd , dari "aqbi Darda', dia berkata : " Hendaknya seseorang itu berhati-hati dari laknat yang ada dalam hati kaum mukminin, sedangkan ia tidak menyadarinya. " Beliau bertanya : " tahukah kamu apa penyebabnya ?" Aku menjawab: " Tidak.
Beliau menjelaskan " " Oramng tadi bermaksiat kepada Allah secara sembunyi-sembunyi. lalu Allahg melemparkan kebencian-Nya kedalamhati kaum mukminin, sedangkan ia tidak menyadarinya.
Disebutkan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah bahwa perbuatan maksiat dan dosa memberian dampak yang sangat banyak baik bagi individu pelakunya maupun kepada masyarakat luas.
Beberapa dampaktersebut dapat dikutipkan disini antara lain :
1. Maksiat menghalangi masuknya ilmu.
Ilmu ( yang dimaksudkan disini adalah ilmu agama ) adalah cahaya yang Allah masukkan
kedalam hati, sedangkan maksiat adalah pemadam cahaya tersebut.
Ketika Imam Syafi'i duduk sambil membacakan sesuatu di hadapan Imam Malik,
kesempurnaan pemahamannya membuat syaikh ini tercengang.
Kemudian Imam Malik berucap kepada Imam Syafi'i " " Sesungguhnya aku memandang
bahwa Allah telah memasukkan cahaya kedalamhatimu, maka jangankah kamu memadam-
kan cahaya tersebut dengan kegelapan maksiat'".
ImamSyafi'i mengadu kepada Waki', tentang buruknya hafalannya, Waki' pun berucap :
Ketahuilah sesungguhnya ilmu itu karunia, dan karunia Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat".
2. Maksiat menghalangi datangnya rizki.
Disebutkan dalam al-Musnad : " Sungguh, seorang hamba akan terhalang dari rizki karena dosa yang diperbuatnya "
Tidak ada yang dapat menerik rizki kecuali dengan meninggalkan maksiat.
3. Maksiat menghalangi ketaatan .
Banyak sekali keta'atan yang terputus karena dosa. Padahal, satu ketaatan, lebih baik dari dunia dan seisinya.
4. Kemaksiatan memperpendek dan menghilangkan keberkahan umur
Jika kebaikan memperpanjang umr, berarti kedurhakaan menguranginya. Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan berkurangnya umur bagi pelaku maksiat adalah hilangnya keberkahan umur.
5. Kemaksiatan akan melahirkan kemaksiatan lainnya yang serupa.
Kemaksiatan akan menanamkan benih kemaksiatan lain yang serupa. Sebagian melahirkan sebagian yangh lain. Sampai-sampai, pelakuknya sulit untuklmeninggalkan dan keluar dari maksiat tersebut.
Sebagian salaf mengatakan " " Hukuman bagi keburukan adalah munculnya keburukan setelahnya, sewdangkan ganjaran kebaikan adalah munculnya kebaikan sesudahnya."
6. Maksiat melemahkan jiwa.
Dampak inilah yang paling dikhawatirkan menimpa seseorang hamba, yaitu lemahnya hati dan kehendak akibat maksiat. Keinginan untuk bermaksiat semakin menguat, sedangkan keinginan
untukbertaubat semakin melemah., sedikit demi sedikit, sampai akhirnya keinginan untuk bertaubat hilang secara kesuluruhan.
7. Maksiat menyebakan hati tidak lagi menganggapnya sebagai hal yang buruk.
Hati tidak lagi menganggap maksiat sebagai perkara yang buruk karena telah menjadi suatu kebiasaan. Dalamkondisi demikian, pelaku maksiat tidak lagi peduli dengan pandangan manusia yang menganggap dirinya buruk. Sampai-sampai mereka berbangga diri dengan maksiat yang dilakukannya dan menceritakannya kepada orang lain yang tidaktahu b ahwa ia telah melakukan maksiat.
8. Maksiat mendatangkan laknat.
Diantara dampak maksiat adalah memasukkan pelakunya kedalam laknat Rasullulah shalalahu 'alaihi wa sallam. Beliau pernah melaknat sejumlah perbuatan maksiat.
9. Maksiat menjadi penyebab kerusakan. Diantara dampak dosa dan maksiat adalah menyebabkan kerusakan dimuka bumi , baik di udara, air dan didarat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
" Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ( kejalan yang benar ) ( QS. Ar-Ruum : 41 ) Diantara dampak maksiat bagi bumi adalah terjadinya tanah longsor, gempa bumi, banjir dan berkahnya dihilangkan.
Apabila bumi tersucikan dari maksiat, akan tampaklah d idalamnya keberkahan dari Allah. Sebaliknya, keberkahan ini terhapus oleh dosa dan kekufuran.
10.Kemaksiatan mematikan kecemburuan hati.
Diantara dampak dosa adalah mematikan api cemburu dari hati, yang merupakan sumber kehidupan dan kebaikan bagi jiwa manusia seperti panasnya naluri bagi kehidupan seluruh badan.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam kitab ash-Shahih Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih cemburu dari pada Allah ketika salah seorang hamba-Nya yang pria ataupun wanita melakukan zinah. "
11. Maksiat menghilangkan rasa malu.
Maksiat berdampak pula kepada hilangnya rasa malu dari dalam diri manusia , sedangkan malu
itu sendiri merupakan sumber kehidupan hati dan inti dari segala kebaikan . Hilangnya rasa malu berfati hilang nya seluruh kebaikan. Dalam kitab ash-Shahih Muslim diriwayatkan bahwa Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda :
" Rasa malu adalah kebaikan seluruhnya " Maksud hilangnya rasa malu dan dosa-dosa melemahkan rasa malu seseorang hamba , bahkan bisa jadi menghilangkkannya secara keseluruhan . Akibatnya pelaku tidak lagi terpengaruh atau merasa risih saat banyak orang mengetahui kondisi prilakunya yang buruk. Lebih parah lagi,banyak diantara mereka yang menceritakan keburukannya . Semua ini disebabkan hilangnya rasa malu. Jika seorang sudah sampai pada kondisi tersebut, maka tidak diharapkan lagi kebaikannya.
12. Maksiat melemahkan pengagungan terhadap Allah.
Diantara hukuman dosa adalah melemahkan pengagungan terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kemuliaan-Nya dalam hati pelakunya. Mau tidak mau itu pasti terjadi.
Sekiranya kemuliaan dan keagungan AZllah Subhanahu wa Ta'ala terhunjamkokokhdalamsanubari seorang hamba, tentulah dia tidak berani melakukan kemaksiatan terhadap-Nya.
Orang-oramng yang berani melakukan kemaksiatan tidaklah memuliakan Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagaimana mestinya. Bagaimana mungkin orang yang menganggap rendah perintah dan larangan-Nya akan memuliakan dan mengagungkkan-Nya sebagaimana mestinya..
13. Maksiat menyebabkan Allah mengabaikan hamba-Nya.
Dampak maksiat dan dosa adalah menyebabkan Allah mengabaikan dan meninggalkan hamba-Nya, serta menyerahkan pelakunya pada dirinya sendiri dan kepada syaitan. Inilah puncak kebinasaan yang tidak dapat lagi diharapkan lagi keselamatannya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan hambanya agar bertaqwa kepada-Nya. Dia melarang hambanya yang mukmin menyerupai orang-orang yang melupakan-Nya dengan meninggalkan taqwa kepada- Nya. Allah juga mengabarkan akan menghukum orang yang tidak bertaqwa kepada-Nya dengan menjadikannya lupa kepada diri sendiri, yaitu lupa terhadap hal-hal yang mendatangkan kemaslahatan pada dirinya , dan lupa terhadap hal-hal yang menyelamatkan dirinya dari azab -Nya , serta lupa terhadap hal-hal yang akan membawanya kepada kehidupan abadi dalam kesempurnaan kelezatan, kegembiraan dan kenikmatan.
Allah menjadikannya melupakan semua itu sebagai balasan atas ketidak peduliannya terhadap
keagungan Allah dan tidak adanya rasa takut kepada-Nya, serta karena kelalaian dalam melaksanakan perintahnya.
Bagaimana mungkin seorang hamba merasa tidak membutuhkan ketaatan kepada-Nya, sedangkan tidak sekejap matapun dari urusan manusia yang tidak berada dibawah kekuasaan-Nya? Bagaimana mungkin ia melupakan zikir kepada-Nya, sehingga dia menjadikannya lupa terhadap dirinya sendiri yang akibatnya ia merugikan dan menzhalimi diri sendiri dengan sebenar-benar kezhaliman.
Solusi Meninggalkan Perzinahan
Dalam uraian tersebut diatas disebutkan beberapa dampak negatif dari perbuatan maksiat dan dosa sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalbukunya Ad-Daa' wa Ad - Dawaa'. Dimana begitu banyak kerugian yang diperoleh oleh manusia sebagai dampak dari menurutkan apa yang diperintahkan oleh syaitan dan sekutu-sekutunya melalui pintu nafsu dan syahwat. Kerudian yang didapatkan, tidak saja berupa kerugian yang diperoleh di dunia, tetapi yang lebih fatal lagi adalah kerugian yang akan diperoleh di akhirat berupa balasan hukuman.
Agar dapat selamat dan tidak memperoleh dampak negatif akibat perbuatan maksiat dan dosa
perzinahan seperti yang dimaksudkan diatas maka hendaknya jauhkanlah diri dan jangan dekati zinah . Itulah yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Bagi mereka yang sudah terlanjur terjerat dalam jaring-jaring perangkap yang dipasang oleh iblis dengan seluruh bala tentaranya berupa syaitan dalam bentuk jin dan syaitan dalam bentuk manusia, maka solusi yang terbaik untuk keluar dari kondisi yang sangat memojokkan dan sangat tidak menguntungkan tersebut, adalah dengan mengambil langkah yang telah ditunjukkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui Al-Qur'an, dan oleh Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam melalui sunnahnya. Solusi tersebut tidak lain dengan melakukan taubat yang sebenar-benarnya.
Menurut Wikipedia Taubat berarti merasa bersalah atau menyesal atas perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Sedangkan taubat Nasuha berarti taubat yang sebenar-benarnya dengan janji tidak akan mengulangi lagi.
Di dalam Al-Qur'an banyak sekali ayat yang membicarakan tentang taubat ini, dimana Allah Yang Maha Pengampun berjanji untuk mengampuni setiap hambanya yang berdosa karena telah berbuat maksiat dengan melanggar larangan, dan tentunya termasuk di dalamnya melakukan perzinahan.
Allah berfirman :
" Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shalih , kemudian tetap di jalan yang benar ". ( QS. Thaahaa: 82 )
Allah berfirman :
"Dan barang siapa mengerajakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia memohon ampun kepadaAllah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"
( QS. An-Nisaa :11o )
Juga firman Allah :
" Katakanlah : Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah . Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya, Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang "
( QS.Az-Zumar" 53 )
Selain dalil-dalil berupa firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan taubat maka dalil-dalil lain yang memperkuat tentang taubat tersebut tidak kurang disebutkan pula dalam beberapa hadits Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam .Sebagaimana yang disebutkan oleh DR. Aid al-Qarni dalam bukunya Laa Tahzan, bahwa dalam sebuah hadits shahih Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda :
" Allah yang Maha Tinggi berfirman : '' Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau berdoa kepada- Ku dan mengharapkan-Ku, maka Aku akan mengampunimu atas semua dosa yang kamu lakukan dan aku tidak peduli, wahai anak Adam, andaikata dosa-dosamu itu sampai kepuncak langit kemudian kamu meminta ampunan kepada-K u niscaya Aku ampuni, dan Aku tidak peduli, wahai anak Adam seandainya kamu datang kepada-Ku dengan dosa yang besarmya seisi bumi seluruhnya, kemudian datang menemui-Ku dan tidak menyekutukan Aku dengan yang lain niscaya Aku akan datang kepadamu dengan ampunan yang besarnya seisi bumi seluruhnya. "
Kemudian DR.'Aidh al-Qarni mengutip pula sebuah hadits shahih lainnya, dimana Rasullulah shalalahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari agar orang-orang yang melakukan dosa pada siang hari bertaubat dan Dia membentangkan tangan-Nya di siang hari agar orang yang melakukan kesalahan di malam hari bertaubat, hingga nanti ketika matahari terbit dari arah barat."
Selain dua hadits shahih tersebut diatas, DR 'Aidh al-Qarni juga menyebutklan sebuah hadits shahih lainnya: " Kalian semua adalah orang-orang yang melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang yang bertaubat."
Dari beberapa ayat Al-Qur'an dan hadits yang tertera diatas, secara tegas dinyatakan, bahwa siapa saja dari hamba Allah yang telah melakukan perbuatan maksiat diperintahkan untuk segera bertaubat dan meminta ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas segala dosa yang telah dilakukannya .
Permintaan ampun dan bertaubat dari seluruh perbuatan maksiat yang pernah dia lakukan haruslah diikuti dengan tindakan meninggalkan perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali.
Segala bentuk upaya untuk meninggalkan dan tidak mengulangi kembali perbuatan yang sama seperti sebelum bertaubat, harus diusahakan secara maksimal. Langkah yang dilakukan tersebut antara lain adalah menjauhkan diri dan tidak lagi mendekati segala macam yang digolongkan kedalam hal-hal yang dapat menjadikan diri bisa bersimpati terhadap kemungkinan terulangnya kembali perbuatan maksiat yang telah ditinggalkan.
Bagi pelaku perzinahan yang terbiasa dengan berbagai sarana dan falisitas yang menjadi pintu masuk kepada perbuatan zinah, maka pintu masuk tersebut harus ditutup mati dan tidak punya niatan untuk membukanya lagi.
Tinggalkanlah semua apa saja, yang dapat menggiring nafsu syahwat bergejolak mengajak sipemiliknya untuk memenuhi kehendak selera rendahnya.
Sebagai penutup dari tulisan ini, maka perlu diingatkan bahwa diterimanya taubat oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan diberikannya ampunan kepada hambanya yang meminta ampun dan bertaubat dari segala kemaksiatan oleh Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat hamba-Nya, haruslah memenuhi persyaratan yang paling utama yaitu tidak berbuat syirik atau menyekutukan Allah Yang Maha Esa, yang kemudian diikuti pula dengan menjauhkan diri dari segala bentuk bid'ah.
Wallaahu Ta'ala 'alam.
Menjelang zuhur,Minggu, 7 Rajab 1431 H / 20 Juni 2010.
Diposting : oleh Musni Japrie al-Pasery dalam blog al-Lu'Lu Wal Marjan.
Label: Bermaksiat kepada Allah
:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar