Sabtu, 26 Juni 2010

Mengenakan Kalung/gelang Jimat Pada Balita Adalah syirik


O l e h : Abu Farabi al-Banjari

Tulisan berikut ini merupakan gambaran kondisi yang berkaitan prilaku syirik sebagian umat islam yang mengaku bertauhid hanya kepada Allah yang Maha Esa , tetapi ternyata dalam realita kehidupan, mereka melakukan hal-hal yang mensekutukan Allah dengan meminta perlindungan kepada selain-Nya, yaitu menggunakan benda-benda mati berupa jimat sebagai pelindung dan penangkal dari berbagai keburukan.


Pada saat Aby dan isterinya diundang menghadiri syukuran tasmiyah dan aqiqah cucu kembar dari saudaranya beberapa waktu yang lalu, Aby sempat melihat di kedua lengan cucu kembar saudaranya tersebut dikenakan gelang berupa butiran-butiran yang dirangkai dengan tali yang dipintal dari benang berwarna hitam.

Melihat itu hati kecil Aby bereaksi keras menandakan penolakkan dan ketidak setujuannya atas apa yang dilihatnya tersebut, karena hati kecilnya yang menggambarkan kebersihan jiwa sebagai buah dari rasa keimanannya, melihat di depan matanya terjadi kemunkaran berupa kemaksiatan kepada Allah yang dilakukan oleh keluarganya sendiri dengan mengenakan pintalan benang hitam di kedua lengan cucu kembar mereka. Dan Aby serta merta teringat kepada ta'lim yang diikutinya beberapa minggu sebelumnya, dimana ustadz nya membicarakan
kitab Tauhid tulisan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Attamimi yang berkaitan dengan
syirik.

Aby menanyakan kepada isteri saudaranya yang juga sekaligus juga adalah nenek dari bayi kembar tersebut yang pada saat tersebut menggendong salah seorang dari bayi tsb, mengenai gelang apa yang dikenakan kepada bayi-bayi kembar tersebut dan apa maksud dan tujuannya .

Aby mendapatkan penjelasan bahwa gelang yang ada dikedua lengan bayi kembar itu dikenakan oleh nenek bayi kembar dari garis ibunya. Diceitakan juga bahwa butiran-butiran kecil yang dirangkai dengan benang hitam yang dipintal itu dibuat dari tulang berbagai jenis ikan, diantaranya ikan hiu. Gelang tersebut dimaksudkan sebagai penangkal dari berbagai keburukan, antara lain terhindar dari segala gangguan jin dan mahluk halus lainnya yang bisa menyebabkan sibayi sakit.

Mendengar penjelasan itu Aby langsung memberi komentar : " Baru lahir saja sudah ditanamkan dan diajari sikap mensekutukan Allah "

Komentar Aby langsung dijawab oleh sang nenek yang menggendong bayi dengan pertanyaan :
" Kenapa baru lahir sudah diajari mensekutukan Allah

Pertanyaan sinenek bayi tidak langsung dijawab Aby kepada pokok persoalan, melainkan terlebih dahulu dijelaskan oleh Aby bahwa sakitnya seorang bayi itu disebabkan adanya gangguan penyakit yang disebabkan oleh adanya penularan sebagai pengaruh lingkungan yang kurang mendukung, seperti bayi yang masih rentan dibawa-bawa dan digendong-gendong ditengah-tengah orang banyak, yang mana kemungkinan ada diantara orang banyak tersebut mengidap sesuatu penyakit sehingga menularkannya kebayi yang belum mempunyai kekuatan dan daya menolak penularan. Karenanya si bayi harusnya dibiarkan saja ditempat tidurnya dan jangan dibiarkan untuk disentuh oleh banyak orang, sehingga terhindar dari kemungkinan penularan dari orang yang menyentuhnya yang mungkin saja mempunyai penyakit misalnya seperti flue.

Kesehatan bayi tidak tergantung kepada ada atau tidaknya benda yang dikenakan di tubuhnya
sebagai penangkal penyakit dan gangguan jin atau mahluk halus seperti menggunakan gelang benang hitam atau benda apa saja yang dianggap mempunyai kemampuan memberikan perlindungan. Karena tidak ada sesuatu benda apapun yang diciptakan oleh Allah untuk dapat memberikan perlindungan, karena Allah sendirilah yang memberikan perlindungan untuk itu.
Kalau diantara manusia ada yang meyakini bahwa selain dari Allah ada yang lain yang dapat memberikan perindungan berarti ini syirik namanya.

Nenek si bayi kembar menanyakan kepada Aby, kenapa menggunakan gelang yang dipercaya dapat melindungi bayi dari gangguan jin dan penyakit disebut syirik, padahal tidak kita mempertuhankannya, dan kita percaya hanya Allah lah Tuhan yang harus disembah.

Aby memberikan keterangan bahwa banyak orang yang menafsirkan syirik itu hanya sebatas menyembah kepada selain Allah.Pada hal yang dimaksud dengan syirik berdasarkan penjelasab yang dikemukakan oleh Ibnu Qayyim al- Jauziyah dalam bukunya Mengetuk Pintu Ampunan ( terjemahan) bahwa syirik adalah menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan sesuatu dalam perkataan, perbuatan, keyakinan dan niat. Dan hakikat syirik itu adalah menyerupakan mahluk dan Allah Pencipta semesta, dalam arti yang sebenarnya, bukan sekedar penyerupaan sifat-sifat kesempurnaan yang Allah sifatkan pada Zat-Nya dan disifatkan oleh Rasullulah.

Aby mencontohkan bahwa hak memberikan perlindungan dan pertolongan itu adalah hak dan sifat dari Allah dan hanya kepada-Nya lah kita meminta perlindungan dan pertolongan, kalau seseorang menggunakan sesuatu benda yang diyakininya dapat memberikan perlindungan, maka berarti seseorang tersebut pada hakekatnya telah menyamakan kedudukan Allah sebagai Maha Pemberi perlindungan dengan benda tersebut yang dianggap mempunyai kedudukan dapat memberi perlindungan juga. Ini syirik namanya.

Rupanya sang nenek bayi masih penasaran dengan sebutan syirik bagi yang meyakini sesuatu benda dapat memberikan perlindungan dikatakan syirik, karena sepengetahuannya yang dikatakan syirik itu hanyalah berkaitan dengan sujud kepada selain Allah. Sehingga si nenekbayi menanyakan apa dasarnya mengenakan gelang seperti yang dikenakan dilengan cucunya dikatakan syirik.

Atas permintaan dari si nenek bayi mengenai dalil mengenakan gelang sebagai pelindung termasuk syirik, maka Aby mengutip apa yang dikemukan oleh syaikh Abdurrrahman Hasan Alu Syaikh dalam bukunya FATHUL MAJID penjelasan Kitab TAUHIDNYA syaikh Muhammadbin Abdul Wabah At'tamimi .

Diriwayatkan dalam Ash-Shahih oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim: dari Abu Basyir al- Anshori radhiyallahu 'anhu bahwa ia pernah bersama Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah perjalanan beliau. Beliau mengutus seorang utusan untuk memaklumkan:" supaya tidak terdapat lagi dileher unta kalung dari busur kecuali harus diputuskan."

Dahulu orang-orang jahiliyah jika tali busur panah hampir rusak, mereka menggantikannya
dengan tali busur yang baru, sedangkan talibusur yang lama dipergunakan sebagai kalung unta. Karena mereka meyakini, bahwa tali itu akan menjaga unta dari 'ain ( tertimpa penyakit karena pandangan mata ).

Selanjut dalam Fathul Majid disebutkan juga bahwa Al-Baghawi berkata dalam syarah As-Sunnah ; " Malik menafsirkan perintah Nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam tersebut supaya memotong kalung yang ditujukan untuk menolak 'ain . Dahulu mereka mengikatkan tali-tali dan tamimah itu, dan menggantungkan perlindungan kepada binatang-binatang . Mereka menyangka bahwa tali-tali itu akan melindungi mereka dari bahaya . Maka Nabi shallalahu 'alaihi wa sallam melarang mereka akan hal itu , dan beliau memberitahukan mereka bahwa tali-tali itu sama sekali tidak dapat menolak apa yang telah ditentukan Allah.

Disebutkan juga hadits Uqbah bin Amir yang diperkuat dengan marfunya :
Barang siapa menggantungkan tamimah, semoga Allah tidakmemngabulkan keinginannya " ( HR Abu Daud) , yaitu kalung yang digantungkan karena takut 'ain dan sebagainya.

Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Zainab isterinya Abdullah bin mas'ud, ia berkata : " Sesungguhnya Abdullah melihat benang di leherku, lalu ia berkata : " apa ini "?.
Aku menjawab : " Benang untuk meruqyahku". Zainab berkata , lalu Abdullah mengambilnya kemudian memotongnya ." Lalu berkata . " Kamu semua, wahai keluarga Abdullah, sungguh tida butuh kepada syirik. Aku telah mendengar Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda "
" Sesungguhnya ruqyah, tamimah dan tiwalah adalah syirik ". Maka aku berkata, " Waktu itu mataku, dan aku berobat kepada fulan orang yahudi. Jika ia meruqyahku, maka aku merasa enak" Maka Abdullah berkata , " OItu hanyalah perbuatan syaitan, syaitan itu merangsang,ya dengan tangannya, karenanya, jika ia meruqyah ia menahannyha dari rasa salah. Akan tetapi cukuplah kamu mengucapkan doa sebagaima Rasullulah ajarkan.

Aby kemudian menambahkan lagi penjelasannya dengan mengutip apa yang dikemukan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At'tamimi dalam kitab Tauhid dalam bab7 yang diberi judul Termasuk Syirik Memakai Gelang , Benang dan Yang Sejenisnya Untuk Pengusir atau Tolak Bala.
Dari Imran bin Hushain radhiyallahu ' anhu bahwasanya Nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki pada tangannya terdapat gelang dari kuningan, maka beliau bersabda :
"
ya terdapat gelang dari kuningan , maka beliau bersabda :
Barang siapa menggantungkan tamimah semoga Allah tidak mengabulkan keinginannya, dan barang siapa menggantungkan wada'ah semoga Allah tidak memberikan ketenangan pada dirinya. Disebutkan dalam riwayat lain , barang siapa menggantungkan tamimah, maka ia telah berbuat syirik "

Dan Abi Hatim meriwayatkan dari Hudzaifah,bahwasanya ia melihat seorang laki-laki yang ditangannya ada benang untuk mengobati sakit panas, maka ia putuskan benang itu seraya membaca firman Allah Ta'ala :
" Dan sebagian besar dari mereka itu tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah ( QS.Yusuf: 106 )


Seperti diketahui bahwa biasanya benda-benda atau apa saja yang diyakini dapat memberikan manfaat kepada sipemakainya dan sering disebut sebagai jimat, biasanya diperoleh dari dukun atau yang bahasa kerennya dinamakan sebagai orang pintar, ternyata tidak pernah terbukti kemanjuran dan khasiatnya, semuanya itu adalah akal-akalan dari si dukun atau orang pintar untuk memperoleh keuntungan materi atau uang. Apa yang dilakukan si dukun tersebut adalah kebohongan belaka dan sayangnya banyak manusia yang mau ditipu. Kalau ternyata ada yang benar itu adalah karena kebetulan saja atau karena olahnya syaitan sehingga manusia akan terikat terus dengan kesyirikannya.

Pada beberapa waktu yang lalu, kata Aby menceritakan pengalamannya pada si nenek bayi kembar, ia kepolyklinik Spesialis Penyakit Dalam di RSU, pada saat menunggu giliran ia duduk berdampingan dengan seorang ibu yang mengenakan pakaian muslim dan berjilbab dengan membawa seorang anak perempuan yang kecil dan kurus, dileher si anak terdapat kalung tali berwarna hitam dengan bandulan berbungkus kain hitam pula. Aby menanyakan kepada si ibu ,apa yang dikenakan di leher anaknya itu.

Si ibu kemudian menceritakan bahwa kalung itu adalah jimat yang didalamnya berisi bekas atau sisa potongan tali pusatnya waktu bayi, yang setelah terlepas lalu disimpan. Penggunaan bekas tali pusat tersebut sebagai jimat atas saran dari seorang dukun tua, karena si anaknya sakit-sakitan terus, dan oleh si dukun dikatakan bahwa anaknya mendapatkan gangguan mahluk halus yang jahat, sehingga perlu diberikan penangkal berupa jimat. Tetapi sianak terus sakit-sakitan saja. Kebetulan oleh tetangganya disarankan untuk dibawa ke Puskesmas dan diduga si anak mempunyai kelainan dalam tubuhnya sehingga harus dirujuk ke spesialis dalam. Setelah beberapa kali dikakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis ternyata si anak menderita radang paru-paru.
Kepada si ibu Aby menyarankan agar jimat yang digantung dileher anaknya itu dibuang saja, karena tidak terbukti anaknya sakit akibat gangguan mahluk halus, tetapi karena menderita penyakit radang paru-paru. Jimat itu kata Aby tidak ada manfaatnya dan tidak akan dapat melindungi sipemakainya, yang dapat melindungi dari segala bentuk gangguan hanyalah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Apabila kita mempercayai bahwa jimat itu dapat melindungi dari gangguan mahluk halus atau jin maka kita telah syirik, dan itu merupakan dosa besar.

Setelah beberapa lama kemudian Aby kembali bertemu dengan si ibu tersebut di RSU dan anaknya yang beberapa bulan lalu nampak kecil, pucat dan kurus, ternyata sudah ada perubahan, wajahnya nampak cerah tidak lagi lesu dan loyo dan badannya mulai agak berisi dibanding sebelumnya, dan yang terpenting dilehernya sudah tidak ada lagi kalung jimat seperti dulu.

Meskipun sudah banyak yang diungkapkan oleh Aby kepada si nenek bayi , mengenai syiriknya mempercayai jimat sebagai pelindung ,tetapi sepertinya si nenek masih bertahan dengan keyakinannya, dan bahkan bercerita pula bahwa orang tuanya dan kakek nya dulu mengalungkan jimat di lehernya, padalah orang tuanya dan kakeknya tersebut termasuk orang yang shalih dan bahkan dua kali menunaikan haji tetapi tidak merasa mereka telah menyekutukan Allah, karena mereka tidak pernah menyembah sesuatu selain Allah, bahkan keduanya semasa hidupnya aktif mengikuti pengajian tashawuf. Orang tua dan kakeknya secara turun temurun mempunyai pusaka yang dianggap mempunyai daya mistiknya.

Menanggapi pernyataan tersebut Aby mengatakan, disinilah letak kesalahan kebanyakan umat islam yang taqlid dan menurut apa kata orang tua, kakek dan seterusnya, mempercayai dan berpegang kepada sesuatu yang keliru yang jelas-jelas salah sebagai akibat kejahilan dalam ilmu aqidah. Cara beragama dengan mengikuti cara beragamanya orang tua, kakek dan leluhur tekah membawa manusia kepada kesesatan dan pola itu harus dirubah.

Orang-orang tua kita terdahulu lebih kental kepercayaannya pada peninggalan tradisi jahiliyah, dimana nenek moyang kita hidup dalam kepercayaan yang anisme dan samasekali belum mengenal tauhid, tradisi percaya kepada benda-benda yang dianggap mistik dan mempunyai kekuatan gaib, yang dapat memberikan perlindungan dan dapat memberikan penyembuhan dari penyakit terus diwariskan kepada generasi berikutnya. Kepercayaan seperti tersebut harus sudah dibuang dan dihilangkan karena bertentangan dengan aqidah.

Sebagian orang-orang tua kita terdahulu meskipun mengakui islam sebagai agamanya dan mengakui Allah itu Maha Esa, tetapi masih juga mewarisi kepercayaan jahiliyah dan aninisme, sehingga Tauhid nya tercampur dengan kebathilan. Meskipun mereka orang yang ahli ibadah, tidak pernah ketinggalan shalatnya, bahkan telah berkali-kali naik haji, tapi tidak menjamin mereka bebas dari syirik, hal tersebut dikarenakan kejahilannya dalam ilmu agama khususnya Tauhid , mereka menuntut ilmu, tapi keliru yang dituntut, bukanlah membersihkan aqidah malah bertambah- tambah kesesatan dan bid'ahnya. Dan tanpa disadari, mereka telah berbuat syirik.

Dengan penuh kesabaran, Aby memberikan lagi penjelasan kepada si nenek bayi kembar tentang dosa syirik dan hukuman yang akan diperoleh bagi mereka yang melakukannya berdasarkan dalil- dalil dalam Al-Qur'an.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah di dalam bukunya Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa' pada Bab IV Tauhid dan Syirik ,menyebutkan bahwa Allah menciptakan mahluk agar mereka mentauhidkan -Nya dan hanya beribadah kepada-Nya. Hal ini sebagaimana firman- Nya :

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-KU " ( QS. Adz-Dzaariyaat : 56 )

Syirik dalam ibadah menghilangkan pahala amal, bahkan pelakunya mendapatkan hukuman jika amal tersebut termasuk perkara yang wajib dikerjakan . Sebab, kedudukan perbuatan ini sama saja dengan belum beramal sehingga pelakunya dihukum karena dianggap meninggalkan amal tersebut. Sesungguhnya Allah hanya memerintahkan beribadah kepada-Nya.

Allah Ta'ala berfirman :

Padahal, mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah, dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjadikan) agama dengan lurus ... ( QS. Al-Bayyinah : )


Dalam sebuah hadits qud'si Allah berfirman :
" Aku adalah dzat yang sangat tidak membutuhklan sekutu dari perbuatan syirik ini. Barang siapa mengamalkan sesuatu, lantas menyekutukan Aku dengan selain -Ku dalam amal tersebut maka amal itu bagi yang disekutukannya, dan Aku berlepas diri dari hal itu. "
Allah berfirman :
".......Sesungguhnya mempersekutukan ( Allah ) adalah benar-benar kezalimana yang besar " ( QS. Luqman : 13 )

Setelah menjelaskan secara panjang lebar tentang syiriknya penggunaan benda-benda untuk jimat, Aby menyarankan agar gelang yang dikenakan pada lengan bayi kembar tersebut dilepas, sehingga semua selamat dari dosa syirik. Mintalah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui doa agar kedua bayi itu diberikan perlindungan dari segala macam keburukan dan penyakit.
Hanya kepada Allah lah seharusnya tempat kita meminta pertolongan dan perlindungan, bukan selain Allah.

Aby menyampaikan bahwa apabila setelah tahu bahwa memasang gelang sebagai jimat adalah perbuatan syirik, tetapi kita tidak mempedulikannya dan menganggap bahwa masalah itu hanyalah sepele dan tidak berkaitan dengan aqidah, maka sesungguhnya kita menambah dosa kemaksiatan. Berbeda halnya dengan orang-orang jahil yang tidak mengerti, mereka dimaafkan karena kejahilannya. Namun orang-orang tersebut berkewajiban untuk mencari tahu dengan
menuntut ilmu.

Sebelum pamitan, Aby mengatakan kepada saudaranya dan isteri saudaranya tersebut, bahwa apa yang disampaikannya tiada lain adalah kebenaran belaka dan hal itu menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk melakukannya sebagai amar ma'ruf nahi munkar. Sedangkan bagaimana tindak lanjut dan sikap dari pihak yang diberikan peringatan, bukanlah menjadi tanggung jawabnya, dan itu diserahkan kepada Allah, karena hak Allah lah untuk membukakan pintu hati hambanya untuk menerima kebenaran. Sedangkan bagi sipemberi peringatan akan mendapatkan imbalan pahala dari Allah atas usahanya yang ikhlas menegakkan tauhid bagi saudaranya sesama muslim.


Beberapa bulan setelah kehadiran Aby dan isterinya memenuhi undangan tasmiyah cucu kembarnya saudaranya, Aby mendapat telepon yang memberitahukan bahwa salah seorang dari cucu kembar saudaranya dirawat di salah satu rumah sakit swasta SHD.

Setelah mendapat telepon tersebut Aby bergegas dengan isterinya menuju alamat rumah sakit yang disebutkan dalam telepon. Sesampainya di tempat yang di tuju, didepan pintu besar dari kaca Aby disambut oleh seorang laki-laki dengan pakaian dan penampilan menarik serta menempatkan kedua tangannya di dada persis seperti yang dilakukan oleh umat .
Oleh resepsionis rumah sakit diinformasikan kamar yang harus kami datangani.

Aby melihat bahwa kamar yang ditempati bayi cucu saudaranya itu merupakan ruangan VIP yang didalamnya dilengkapi pula dengan pesawat televisi , lemari pendingin, sati set sofa mewah untuk tamu.

Di ruang tersebut Aby melihat terbaring bayi cucu saudaranya yang sakit dengan jarum infus melekat disalah satu lengannya, dan di lengan tersebut masih melekat utuh gelang tali dari benang hitam sebagai jimat pelindung dari gangguan mahluk halus dan jin.

Isteri saudara Aby menyambut Aby dengan menceritakan bahwa sebelum dibawa ke rumah sakit , cucunya tersebut mengalami kejang-kejang dan matanya terbelalak. Kejadian tersebut menurut orang-orang tua dahulu karena di ganggu mahluk halus.

Cerita isteri saudaranya itu oleh Aby dinilai sangat tidak logis, dan Aby menanggapinya dengan mengatakan, mahluk halus itu masih bisa saja mengganggu meskipun sudah ada gelang jimat, berarti jimat itu tidak mempan, dukun yang memberi saran telah berbohong.

Beberapa saat setelah Aby memasuki ruangan perawatan, masuk pula seorang dokter spesialis anak, diiringi beberapa orang perawat. Aby memperhatikan secara seksama apa yang dilakukan oleh dokter tersebut pada si bayi, ia nampak memeriksa detak jantung dan denyut nadi, memeriksa mulut, dan kulit tubuh serta Abny juga melihat dokter tersebut menganalisa hasil pemeriksaan darah di laboratorium. Dokter tersebut kemudian mengatakan bahwa si bayi terkena deman berdarah, namun baru dalam tahap awal.

Kepada dokter anak itu Aby sengaja menanyakan kenapa kadang-kadang anak- anak atau bayi yang sakit dapat kejang-kejang dan matanya terbelalak. Pertanyaan tersebut dimaksudkan agar isteri saudaranya tidak salah tentang penyebab bayi kejang-kejang, seperti pengertian sekarang sebagai akibat adanya gangguan mahlkuk halus dan jin.

Dokter tersebut menjelaskan bahwa kejang-kejang pada balita disebabkan oleh suhu tinggi pada tubuhnya, bukanlah karena ada yang lain-lain atau gangguan mahluk halus, karenanya apabila tubuh anak balita terasa sudah panas betul harus segera diberi kompres dengan kain basah untuk membantu menurunkan suhu badan, kalau suhu badan terlampau tinggi anak balita bidsa terserang kejang-kejang dan matanya terbelalak.
Dokter juga memberitahukan bahwa menurut ilmu kedokteran bahwa anak balita sangat rentan terserang penyakit menular, karena daya tahan tubuhnya masih lemah, sehingga orang tuanya perlu melakukan tindakan pencegahan. Seperti bayi ini terkena demam berdarah karena mungkin disekitar tempat tinggalnya ada yang juga terjangkit penyakit yang sama.

Kepada isteri saudaranya yang juga selaku nenek bayi yang sakit, Aby kembali mengingatkan agar jangan sekali-kali melanggar larangan Allah, Allah telah melarang kita berbuat syirik, maka wajib bagi kita menjauhinya. Karena syirik sangat berbahaya, dan Allah tidak akan mengampuni dosa akibat syirik sebelum pelakunya minta ampun dan bertaubat.

Aby menegaskan kembali agar penggunaan jimat dalam bentuk apa saja dengan maksud jimat tersebut memberikan manfaat , segera ditinggalkan dan lepaskan gelang yang dipakai dilengan bayi tsb.

Mengingat perbuatan menyekutukan Allah benar-benar meniadakan tauhid , sehingga syirik ditetapkan sebaga dosa yang paling besar secara mutlak, maka karena itu pulalah Allah mengharamkan surga bagi setiao orang musyrik yaitu orang melakukan perbuatan syirik.

Imam Adz-Dzahabi dalam buku beliau Al-Kaba'ir ( edisi bahasa Indonesia : Dosa-dosa yang membinasakan menempatkan syirik sebagai dosa b esar yang pertama.
Beliau mengutip beberapa ayat Al-Qur'an antara lain :

Allah Ta'ala berfirman "
" Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni ( dosa ) karena mempersekutukan-Nya ( syirik ) dan Dia mengampuni apa ( dosa ) selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki. ( QS : An-Nisaa:48)

Allah Ta'ala berfirman :
Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan ( sesuatu dengan ) Allah, maka sungguh Allah,mengharamkan surga baginya dan tempatnya ialah neraka.( QS.Al- Maidaah : 72 )

Allah Ta'ala berfirman :
Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezhaliman yang besar ( QS. Luqman : 13 )

Mengingat perbuatan syirik menggugurkan semua amal ibadah yang telah dilakukan, sehingga jadi sia-sialah semua apa yang kita lakukan dalam rangka pendekatan diri kepada Allah, untuk itu sejak dini kita harus menghindarkan diri dari perbuatan tersebut agar kita dapat berlepas diri dan tidak digolongkan kedalam orang-orang yang disebut musyrik.

Meskipun kita telah melakukan begitu banyak perbuatan-perbuatan yang mengandung kebaikan, dan melakukan semua yang diperintahkan dan menjauhi segala bentuk larangan, kecuali kesyirikan tetap dilakukan dengan sadar atau tanpa sadar karena kebodohan, maka kita akan menerima akibatnya sebagaimana yang disebutkan dalam ayat Al-Qur'an diatas.

Agar kita dapat selamat dari hukuman akibat dosa syirik maka sebelum azal tiba dan matahari mumpung belum terbit dari arah barat, maka segeralah bertaubat dari berbagai perilaku syirik yang ada dalam diri kita. Bertaubat dilakukan dengan meminta ampun atas kesyirikan yang telah dilakukan, dan meninggalkannya serta bertekat tidak kembali terjerumus kejurang kesyirikan tersebut sebagai akibat kebodohan kita. Karenanya kebodohan yang dapat menyesatkan kita itu, haruslah ditebus dengan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pemurnian aqidah kepada mereka yang mumpuni dalam keilmuannya.

Setelah begitu rincinya Aby memberikan tausiyah kepada isteri saudaranya tersebut maka yang bersangkutan berjanji untuk memperhatikan apa yang telah disampaikan oleh Aby.

Dalam perjalanan pulang Aby berkomentar kepada isterinya, di zaman yang sudah begitu majunya seperti sekarang ini masih saja ada orang-orang yang percaya kepada mistik dan jimat padahal orang-orang tersebut sudah berpendidikan maju, namun sayangnya mereka masih jahil atau bodoh dalam ilmu aqidahnya.

Wallaahu Ta'ala 'alam

Sumber Bacaan :

1. Al-Quran dan terjemahan oleh Departemen Agama R.I
2. Ringkasan Shahih Bukhari oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Bani.
3. Ringkasan Shahih Muslim oleh Syaikh Muhammad Nashirudidn Al-Bani.
4. Shahih Sunan Abu Dawud oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Bani.
5. Ad-Daa- wa Ad-Dawaa' oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.
6. Mengetuk Pintu Ampunan Meraih Berjuta Anugerah oleh Ibnu Qayymin Al-Jauziyah.
7. Kitab Tauhid oleh Syaikh Muhammad bin Abdl Wahab At-tamimi.
8. Syarah kitab Tauhid oleh Syaikh Muhammad Al-Utsaimin.
9. Fathul Majid oleh Syaikh Muhammad Hasan Alu Syaikh.
10. Prilaku dan akhlak Jahiliyah oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimi.

Rabu, ba'da zuhur , 10 Rajab 1431 H/ 23 Juni 2010.
Diposting oleh Abu Farabi al-Banjari ( http://abufarabial-banjari.blogspot.com )



Diposkan oleh Abu Farabi al-Banjari di 19:03 0 komentar
Label: Bertaubat dari bid'ah dan syirik
Senin, 07 Juni 2010
MEMBERIKAN NAMA KEPADA BAYI DENGAN RITUAL BID'AH

Jumat, 25 Juni 2010

MARAKNYA PERJINAHAN TANDA KIAMAT SEMAKIN DEKAT


O l e h : Musni Japrie al-Pasery


Selama beberapa waktu ini masyarakat di negeri ini dihebohkan oleh informasi yang dimuat berbagai ragam media massa yaitu beredarnya video mesum melalui jejaring persahabatan dunia maya, facebook. Video mesum suatu sebutan istilah yang diperhalus, yang sebenarnya adalah video perzinahan, yang pelakunya oleh kalangan penyebar berita disebut sebagai pasangan selebritis yang cantik wajahnya dan terkenal. Tulisan ini tidak dalam kapasitas berkomentar atau mengulas tentang video perzinahan tersebut maupun tentang prilaku yang tidak bermoral dari pemegang peran sungguhan dalam video tersebut, melainkan lebih kepada pembahasan mengenai pentingnya untuk mengingatkan kepada kita tentang semakin mendekatnya akhir zaman, yang ditandainya dengan semakin maraknya perzinahan dan bahkan sengaja dipertontonkan dan diumumkan kepada khalayak ramai.

Pengertian Hari Kiamat atau Hari Akhir ( Al- Yaum Al-Akhir )

Syaikh Abu Bakar A- Jazairi , dalam 'Aqidah Al- Mu'min yang dikutip oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri dalam bukunya Tamasya ke Negeri Akhirat ( terjemahan ) menulis, bahwa ada dua hal yang dimaksudkan dengan hari akhir ( Al-Yaum Al-Akhir ) :
Pertama, kebinasaan alam seluruhnya dan terhentinya kehidupan ini secara total.
Kedua, memasuki kehidupan akhirat dan dimulainya kehidupan itu.
Dengan demikian, kata hari akhir menunjukkan hari terakhir dari hari-hari kehidupan dunia sekaligus hari pertama dan penghabisan dari kehidupan kedua, karena hari itu hanya satu hari dan tidak terjadi lagi untuk kedua kalinya.

Keimanan kepada hari akhir menuntut pembenaran terhadap pemberitaan Allah tentang kebinasaan kehidupan dunia ini, yang didahului oleh beberapa tanda, kejadian besar menakutkan dan perubahan besar. Sebagaimana juga menuntut pembenaran terhadap pemberitaan Allah tentang kehidupan akhirat yang berisi nikmat dan siksa, kejadian-kejadian
besar seperti pembangkitan segala makhluk, pengumpulan dan penghisaban mereka, pemberian imbalan atas perbuatan sadar yang mereka lakukan dalam kehidupan dunia ini.

Kewajiban Beriman Pada Hari Akhir

Syaikh Mahmud Al-Mishri dalam bukunya menulis bahwa; beriman kepada hari akhir merupakankeyakinan berakhirnya jagat raya ini, sebagai akhir kehidupan dunia ini secara total dan dimulainya kehidupan lain, yaitu negeri akhirat dengan segala kenyataan-kenyataan menakjubkan di dalamnya, meliputi pembangkitan berbagai makhluk, pengumpulan, penghisaban dan pemberian ganjaran mereka.

Syaikh Al- Allamah Hafizh bin Ahmad Al-Hikami dalam bukunya edisi Indonesia Buku Pintar Aqidah Ahlussunnah menyebutkan dalil dari Al-Qur'an tentang iman kepada Hari Akhir :
" Barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu ( yang dijanjikan) Allah itu pasti datang ( Al-'Ankabuut. : 51 )

Firman Allah : " Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan sesungguhnya ( hari) pembalasan pasti terjadi" ( QS. Adz-Dzaariyaat : 5 - 6 )

Firman Allah : " Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tiada keraguan tentangnya ...." 9 qs. AL-Ghaafir/Mukmin : 59 )

Selanjutnya dikatakan oleh beliau bahwa arti iman kepada hari akhir adalah sebuah pembenaran yang tegas bahwa hari itu pasti akan datang, tidak bisa dihindari lagi, serta beramal sesuai dengan keyakinan itu. Termasuk diantara kategorinya adalah keimanan terhadap tanda-tanda Hari Kiamat dan berbagai mukaddimahnya yang terjadi sebelumnya, secara pasti.

Ditambahkan pula oleh Syaikh Mahmud Al- Mishri bahwa, keimanan ini tidak saja wajib, tetapi termasuk salah satu pilar ( rukun ) enam bangunan akidah seorang muslim, sehingga akidahnya tidak sempurna dan tidak sah kecuali dengan keimanan ini.
Allah berfirman :
" Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman kepadaAllah, hari kemudian, malaikai-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi " ( Al-Baqarah : 177 ).

Karena urgensinya keyakinan ini dalam kehidupan mukmin dan dampaknya yang besar bagi keistiqomahan dan kesalehan individu, maka Al-Qur'an memberi perhatian yang tidak kurang, dan perhatiannya terhadap keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Banyak sekali bahkan ratusan ayat-ayat di dalam Al-Qur'an yang mengingatkan kepada manusia tentang kiamat ini.

Kapan Terjadinya Kiamat

Tidak ada siapapun yang mengetahu kapan kiamat akan terjadi, termasuk Rasullulah shalalahu 'alaihi wa sallam, karena kiamat adalah masalaah gaib dan hanya hak Allah yang menentukan dan mengetahui waktu terjadinya kiamat tersebut. Allah lah yang memegang rahasia kiamat, sebagaimana di firmankan-Nya dalam Al-Qur'an surah Lukman ayat 34 :
" Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui ( dengan pasti ) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati "

Juga firman Allah dalam Al-Qur'an surah Al-A'raaf ayat 187 :
" Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya ?. Katakanlah "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku ; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi mahluk ) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba "


Kiamat Semakin Dekat

Meskipun dalil-dalil dalam Al-Qur'an secara tegas telah menyatakan bahwa tidak satupun mahluk ciptaan Allah yang mengetahui kapan datangnya hari kiamat, tetapi tanda-tanda kian dekatnya hari kiamat yang disebutkan oleh nash yang shahih telah nampak dimata kita. Begitu banyak hadits Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam yang menyebutkan berbagai tanda-tanda dari akan datangnya kiamat.

Satu dari sekian banyaknya tanda-tanda semakin mendekatnya kiamat adalah merebaknya perzinahan dikalangan umat. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziah dalam bukunya Mengetuk Pintu Ampunan Meraih Berjuta Anugerah : Fenomena zinah merupakan tanda-tanda kehancuran alam, ia menjadi tanda-tanda datangnya kiamat, sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik berkata, " Sungguh aku akan menyampaikan suatu hadits kepada kalian dan tidak akan pernah disampaikan oleh seorangpun setelahku. Aku mendengarRasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda :

" Termasuk tanda-tanda kiamat adalah dicabutnya ilmu dan munculnya kebodohan. ditenggaknya minuman keras dan merebaknya perzinahan, sedikitnya komunitas laki-laki dan banyaknya wanita, sehingga bagi lima puluh wanita diimbangi dengan satu orang laki-laki "
( HR. Bukhari dan Muslim ).

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menambahkan dalam buku beliau tersebut diatas : Sunatullah berlaku pada alam, ketika zinah merebak, Allah marah dan sangat marah. Maka.. semestinya kemarahan-Nya itu berimbas di bumi dalam bentuk hukuman. Abdullah bin Mas'ud berkata. " tidaklah muncul riba dan zina dalam suatu negeri , kecuali Allah mengizinkan kebinasaannya.

Perzinahan yang dilakukan oleh pasangan yang bukan suami isteri di muka bumi ini umumnya dan khususnya dinegeri ini yang disebut bermayoritas berpenduduk muslim bukanlah merupakan barang baru dan semakin merebak dan meraja lela di setiap tempat, baik yang tersembunyi maupun terang-terangan maupun yang sengaja dipertontonkan kepada halayak ramai melalui rekaman video maupun telepon selulair, yang dijadikan sebagai suatu kebanggaan bagi para pelakunya yang tidak bermoral, namun mengaku sebagai seorang yang muslim.

Perzinahan telah dilakukan oleh berbagai kalangan dan tingkat umur, tidak saja oleh kalangan kelas bawah, menengah bahkan juga kalangan atas dan tingkat tinggi. Perzinahan disinyalir oleh banyak kalangan tidak saja dilakukan oleh mereka yang tidak b erpendidikan, kurang berpendidikan dan juga dilakukan oleh mereka yang memiliki pendidikan tinggi. Perzinahan tidak saja dilakukan oleh mereka para pengangguran, para pekerja kasar, para pedagang, pegawai swasta dan pegawai negeri, para kalangan pejabat dan lebih-lebih dikalangan selebritis. Pendek kata perzinahan merebak dan dilakukan oleh mereka dari berbagai profesi. Dan tentunya juga perzinahan dilakukan pula oleh mereka-mereka yang bekerja dilingkungan entertaimen dan show bisnis. Perzinahan juga telah merebak pula dikalangan anak-anak remaja ditingkat sekolah menengah pertama,menengah atas dan sampai di tingkat perguruan tinggi. Perzinahan telah melanda kalangan yang jahil maupun mereka yang berilmu.
Singkat kata dewasa ini lebih tepat dikatakan sebagai kurun perzinahan yang dilakukan secara masaal dan merata dikalangan masyarakat meskipun waktunya tidak bersamaan dan pada tempat yang berbeda. Dan yang paling sulit dicerna akal sehat adalah perzinahan yang dilakukan oleh mereka yang mempunyai hubungan sedarah ( insert) , antara anak dengan ibu kandung, antara ayah dengan anak kandung, antara kakak beradik sekandung, antara paman dan keponakan, antara ayah tiri dengan anak tirinya, antara anak tiri dengan ibu tirinya ,dimana mereka mereka tersebut dilarang untuk menikah satu sama lainnya.

Hari Kiamat Pintu Menuju Hari-Hari Pembalasan

Hari Kiamat adalah sebagai klimaks dari hari-hari kehidupan dunia yang fana penuh dengan berbagai kenikmatan yang dihalalkan maupun yang diharamkan oleh Allah Subhana wa Ta'ala, dan berakhirnya segala kebahagian maupun kesengsaraan hidup yang sebenarnya semu karena tidak abadi dan hanya sebentar, dan akan dimasukinya hari-hari panjang sebagai hari perhitungan atau lebih dikenal dengan yaumilhisab, yang kemudian pada gilirannya manusia akan digiring menuju hari pembalasan apakah keneraka ataukah menuju surga sesuai dengan apa yang telah dia perbuat selama hidup didunia.

Allah Ta'ala menggambarkan tentang kehebatan hisab melalui firman-Nya yang tersebut dalam Al-Qur'an di surah Al- Anbiyaa ayat 47 :
" Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hari Kiamat maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun . Dan jika ( amalan ) itu hanya sebesar biji sawipun pasti Kami akan mendatangkan ( pahala ) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan "

Syaikh Mahmud Al- Mishri dalam buku beliau Tamasya ke Negeri Akhirat menulis `: sungguh merupakan fenomena yang menakutkan tatkala manusia menyaksikan kesenggsaraan pada hari itu dengan mata kepala mereka sendiri , dimana masing-masing umat b erusaha mencari tunggangan untuk dinaikinya sebagaimana firman Allah : " Dan hanya kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi . Dan pada hari terjadinya kebangkitan, akan merugilah pada hari itu orang yang mengerjakan kebathilan " ( QS. Al-Jatsyah : 27 )

Dikemukakan pula riwayat, bahwa orang-orang berbondong-bondong dengan susah payah . Sehingga , engkau mengira dirimu sendiri saja yang tertimpa kesusahan , kesedihan diantara makhluk yang berjejalan. Mereka telanjang tidak berbusana dan seluruhnya diam, disertai dengan kehinaan, kenistaan, ketakutan dan kesedihan. Engkau tidak mendengar apapun selain suara telapak kakimu, dan seruan seseorang .

Allah berfirman " " Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu. Pakaian mereka dari pelangkin ( ter ) dan muka mereka ditutup dengan api neraka . Agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan . Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya ( QS.Ibrahim : 49-51 )

Syaikh Mahmud Al- Mishri menyebutkan pula bahwa Allah memberikan catatan amalan manusia yang tidak terlewatkan sedikitpun dosa kecil dan dosa besar. Berapa banyak kejelekan yang dilupakan manusia , Namun Allah tetap mengingatkan nya. Berapa banyak ketaatan yang manusia lupakan . Dan berapa banyak tindakan memalukan dan kelicikan yang telah diperbuat.

Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Setiap hamba akan ditanya Tuhannya mengenai lima hal ; tentang masa mudanya, dalam hal apa digunakan untuk apa ? Tentang hartanya darimana ia mendapatkan dan kemana ia menginfakkan, dan tentang ilmunya, ilmu apa saja yang telah diamalkan ( HR At-Tirmidzi dari Ibnu Mas'ud ).

Imam Al-Qurthubi berkata, " Setelah hisab selesai, maka langkah setelahnya adalah penimbangan amal, dimaksudkan dengan timbangan ini dapat menjadi penentu ganjaran yang diberikan. Sehingga, sangat tepat jika penimbangan amal dilakukan setelah hisab, karena hisab adalah perkiraan amal, dan timbangan adalah untuk menjelaskan perkiraan agar pembalasannya sesuai.

Semua amal yang ditimbang akan kelihatan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, "
" Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarah pun,niscaya dia akan melihat balasannya, dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula" ( QS. Az- Zalzalah : 7 - 8 )

Perzinahan Sebagai Hubungan Sex Terlarang Dalam Islam.

Islam tidak melarang hubungan sex antara pasangan yang telah dihalalkan menurut syar'i, yaitu pasangan suami isteri yang telah melakukan akad nikah yang memenuhi persyaratan yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Di luar itu maka hubungan sex yang dilakukan oleh pasangan berlawanan jenis, laki-laki dan perempuan dinamakan perzinahan, sedangkan zinah itu sendiri terlarang di dalam islam.

Allah Ta'ala berfirman : " Dan janganlah kamu mendekati zinah ; (zinah ) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk " ( QS. Al-Israa: 32 ).

Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin dalam mensyarah Kitab Dosa-Dosa yang Membinasakan ( Al-Kaba'ir ) menyebutkan sesungguhnya di antara hukum dan bimbingan Al-Qur'an adalah sangat menganjurkan untuk berpegang teguh dengan akhlak-akhlak yang mulia dan tata krama yang luhur dan sangat melarang dari tingkah laku yang bisa menodai kemuliaan dan kehormatan. Oleh karena itu, Allah mengharamkan perzinahan dan memberitahukan bahwa zinah adalah perbuatan yang sangat tercela dan dianggap tercela oleh semua orang yang memiliki fitrah yang lurus dan akal yang sehat. Banyak ayat yang tertera dalam Al-Qur'qan yang mengharamkan zinah, antara lain :

Firman Allah Ta'ala : " Dan orang-orang yang tidak mepersekutukan Allah dengan sesembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzinah; dan barang siapa melakukan demikian itu niscaya dia mendapat hukuman yang berat ( QS. Al-Fur'qaan : 68 ).

Selain dinyatakan dalam Al-Qur'an tentang haramnya melakukan perzinahan, maka banyaknya hadits dari Rasullulah shallalahu 'alihi wa sallam yang menyebutkan larangan melakukan perzinahan , antara lain :

Rasullulah shalahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya : " Dosa apakah yang paling besar ? beliau shallalhu 'alaihi wa sallam menjawab : " Engkau menyekutukan Allah padahal Dia-lah yang telah menciptakanmu. Kemudian sipenaya bertanya kembali , Kemudian dosa apa lagi "? Beliau shallalahu 'alaihi wa sallam menjawab : " Engkau membunuh anakmu karena takut ia makan bersamamu." Sipenanya kembali bertanya : " Kemudian dosa apalagi "? Beliau shallalahu 'alaihi wa sallam menjawab : " Engkau berzinah dengan isteri tetanggamu "( HR.Riwayat Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi )

Selain dari itu banyak hadits lain yang menyebutkan tentang larangan dan keharaman perzinahan, sehingga imam Adz-Dzhabi dalam kitabnya Al-Kaba'ir ( Dosa-dosa yang membinasakan ) mengkatagorikan perzinahan termasuk dalam dosa besar.

Ibnu Qayyim al- Jauziyah dalam kitabnya ( terjemahan ) Ad-Daa'wa Ad-Dawaa' menulis :
Mengingat kerusakan zinah termasuk kerusakan yang paling besar, diantaranya dapat menafikan maslahat hukum alam dalam menjaga nasab, kemaluan, dan kehormatan, serta menyebabkan timbulnya sebesar-besar permusuhan dan kebencian diantara manusia, yaitu setiap mereka merusak isteri, anak perempuan, saudara perempuan, dan ibu dari kawannya hingga duniapun hancur akibat perbuatan tersebut; maka tingkat kerusakan zinah ini menempati posisi tepat dibawah pembunuhan. Oleh sebab itu Allah menyertakan penyebutan zinah di dalam kitab-Nya setelah pembunuhan, begitu pula Rasul-Nya dalam sunnahnya.
Imam Ahmad berkata : " Aku tidak mengetahui ( dosa ) yang lebih besar setelah pembunuhan selain zinah.

Ibnu Qayyim al- Jauziyah juga menulis : Allah mengabarkan bahwa perbuatan zinah merupakan perkara yang benar-benar buruk, yaitu keburukan yang berakhir dengan keburukan, sehingga kekejiannya benar-benar diakui oleh akal, bahkan sampai dikalangan hewan, sebagaimana disebutkan oleh Bukhari dalam shahihnya, dari Amr bin Maimun al-Audi, dia berkata : " Pada zaman Jahilyah, aku melihat seekor kera jantan berzinah dengan kera betina. Kemudian kera-kera lain pun mengerumuni keduanya dan merajam mereka sampai mati.

Selanjutnya, Allah mengabarkan tentang akibat buruk dari perzinahan, bahwasanya zinah merupakan seburuk-buruk jalan karena ia merupakan jalan kebinasaan , kehancuran, dan kefakiran didunia, sekaligus merupakan jalan adzab, dan siksaan di akhirat.

Dikatakan pula oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyah : Allah mengaitkan keberuntungan seseorang hamba dengan memelihara kemaluannya dari zina. Tidak ada jalan untuk mendapatkan keberuntungan melainkan dengan hal itu, sebagaimana firman-Nya :
" Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, ( yaitu ) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari ( perbuatan dan perkataan ) yang tidak berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki ; Maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas " ( QS. Al-Mu'minuun :17)


Penyebab Terjadinya Perzinahan

Faktor penyebab yang paling utama terjadinya perzinahan adalah lemahnya iman seseorang yang diperkuat oleh dorongan dan godaan iblis/syaitan baik yang berbentuk jin maupun yang berbentuk manusia.

Lemahnya iman seseorang berdampak sangat luas, sehingga yang bersangkutan tidak merasa bersalah dan berdosa terhadap segala bentuk kemaksiatan dan kemunkaran yang dilakukannya, yang terpenting baginya adalah terpuaskannya hawa nafsu hewani yang termasuk disini adalah melakukan perzinahan.

Berkenaan dengan lemahnya atau kurangnya iman seseorang sehingga yang bersangkutan tidak merasa terbebani dalam melakukan perzinahan, telah disinggung oleh Rasullulah shalllalhu 'alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim :

" Tidak akan berzinah seorang pezinah pada saat ia berzinah sedangkan ia dalam keadaan beriman, tidak akan mencuri seorang pencuri pada saat ia mencuri sedangkan ia dalam keadaan beriman dan tidak akan minum khamer ketika ia meminumnya sedangkan ia dalam keadaan beriman. "

Dilain hadits Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda, " Apabila seorang hamba berzinah , maka imannya akan keluar dan diatasnya seolah-olah ada sebuah bayang-bayang. Apabila ia berhenti ( dari perzinahannya ) maka imannya akan kembali kepadanya "(HR. Abu Dawud ).

Sedangkan dari riwayat Al- Hakim disebutkan bahwa Rasullullah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Barang siapa berzinah atau meminum khamer. maka Allah mencabut imannya sebagaimana seseorang yang melepaskan baju melalui kepalanya."

Iblis melalui para tentaranya berupa syaitan baik yang berbentuk jin maupun yang berbentuk manusia, selalu membujuk kepada manusia dengan janji akan mendapatkan kepuasan syahwati, menggoda manusia khususnya pelaku perzinahan melalui godaan terhadap nafsu dan syahwat.

Dalam menjalankan perannya syaitan menggoda, mendorong dan menjerumuskan manusia kelembah kemaksiatan, iblis memberikan gambaran yang semu kepada mangsanya dengan membungkuskan kepalsuan terhadap kemaksiatan, sehingga manusia akan terpesona dan memandang kemaksiatan itu sebagai sesuatu yang indah, sedangkan sebaliknya kebaikan oleh iblis dibungkus dengan gambaran keburukan, sehingga manusia yang tertipu dan menjauh dari kebaikan tersebut. Makanya Rasullulah shalalahu 'alaihi wa sallam mengajari kita untuk selalu minta perlindungan dari godan dan segala tipu daya syaitan, agar kita terbebas dari jerat jaring syaitan tersebut.

Iblis dalam memuluskan segala usahanya mengajak manusia kepada jalan kemaksiatan, adalah melalui pintu nafsu dan syahwat yang ada dalam dalam diri manusia, terutama yang dinamakan sebagai nafsu ammarah bis-suu.

Syaikh Dr.Ahmad Farid dalam bukunya Manajemen Qalbu Ulama salaf, menyebutkan bahwa nafsu ammarah bis-suu adalah nafsu yang benar-benar tercela . Karena nafsu ini selalu menyuruh seseorang melakukan segala macam keburukan. Dan itu adalah watak aslinya. Tidak ada yang bisa lolos dari kejahatannya kecuali dengan pertolongan Allah. Allah Subhanahu Ta'ala berfirman : " Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan , kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang " ( QS. Yusuf : 53 ).

Menurut Syaikh Dr. Ahmad Farid selanjutnya, nafsu ammarah bis-suu selalu menjadikan syaitan sebagai teman dan sahabat setianya. Syaitanlah yang memberikan janji dan harapan kepadanya , memasukkan kebathilan ke dalamnya, menyuruhnya melakukan perbuatan buruk dan membuatnya terlihat baik olehnya. Syaitan juga membuatnya menjadi panjang angan-angan
dan membuatnya melihat kebahtilan dalam bentuk yang bisa diterimanya dan telihat baik olehnya.

Ditambahkan pula oleh Syaikh Dr Ahmad Farid bahwa nafsu selalu mengajak kepada kehancuran, membantu musuh, menginginkan semua kejelekan dan mengikuti segala macam keburukan. Karena secara naluriah ia melaju dijalur pelanggaran.
Maka karunia yang tidak terhingga adalah keberhasilan keluar dari kungkungan nafsu dan melepaskan diri dari perbudakannya. Karena nafsu adalah penghalang terbesar antara manusia dan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dr. 'Ajiil Yaasim An Nasyimi dalam bukunya Tibbul Qulub, mengutip pernyataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah : Mengikuti keinginan syahwat termasuk katagori mengikuti hawa nafsu . Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala : " Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka ). Dan siapakah yang lebnih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapatkan petunjuk dari Allah sedikitpun" ( QS. Al- Qashas: 50 ).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah melanjutkan bahwa : syahwat selalu berdampingan dengan hawa nafsu , barang siapa yang jiwanya mengikuti syahwatnya yang berada dalam dirinya, ia pasti mengikuti apa yang menjadi seleranya.

Dari seluruh yang dikemukan ulama tersebut diatas, maka syahwat libido pada manusia yang selalu menginginkan pemuasan melalui nafsunya, oleh syaitan dicarikan jalannya melalui perzinahan.

Iblis yang tidak pernah merasa jenuh dalam melakukan bujuk rayunya kepada manusia yang lengah dan lemah imannya, juga memiliki prasarana sebagai fasilitasnya memberikan kepuasan kepada kliennya yaitu dalam hal ini adalah manusia. Fasilitas tersebut meliputi segala hal yang berbau hiburan ( intertaimen ) yang dipoles sedemikian rupa sehingga sepertinya bukan fasilitas bermaksiat, seperti karoke, discotik, panti pijat tradisional, spa , cape, hotel dan lain sebagainya, , dimana semua itu dibangun dan disediakan oleh para sekutu iblis, yang disebut syaitan dalam bentuk manusia . Termasuk disini tentunya adalah rumah- rumah yang disediakan oleh pemiliknya sebagai tempat mesum, baik yang disediakan oleh perorangan secara tidak resmi maupun yang resmi disediakan pemerintah melalui lokalisasi.Penyedia fasilitas dan mereka yang turut berperan dalam penyelenggaraan fasilitas tersebut tidak terkecuali satupun adalah digolongkan kedalam sekutunya syaitan.

Kenapa penyedia fasilitas yang memberikan peluang dan kemudahan kepada akses terjadinya perbuatan maksiat berupa perzinahan disebut sebagai syaitan berbentuk manusia dan sekutunya iblis, hal itu dikarenakan iblislah yang mendorong mereka untuk menyediakan fasilitas tersebut dengan dalih sebagai usaha bisnis hiburan guna menarik wisata dan sebagai syarat sebuah kota yang modern

Kesepakatan yang diciptakan oleh mereka pemilik/pengusaha fasilitas intertaiment dan amusement dengan iblis tersebut telah memberi peluang dan kemudahan terjadinya kemaksiatan yang dalam hal ini perzinahan, maka mau atau tidak mau , sadar atau tidak sadar
mereka tersebut adalah sekutunya iblis. Dan kepada mereka nantinya akan dituntut tanggung jawab, sekalipun mereka tidak turut langsung atau terlibat dalam kemaksiatan dan perzinahan tersebut.

Bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang dilakukan berbagai kalangan dan berbagai profesi lebih disuburkan lagi oleh maraknya penampilan tontonan adegan percintaan, adegan seks, tarian erotis dan bahkan adegan perzinahan melalui pemutan film di bioskop-bioskop, tayangan televisi dari berbagai penyelenggara siaran, video, rekaman audiovisual dan beragam bentuk lainnya termasuk gambar-gambar dan berita-berita dimedia surat kabar yang berbau pornografi, telah dijadikan tuntunan bagi para penonton, pemirsa dan pembacanya, yang tentunya tidak ketinggalan para anak baru gde dan anak-anak dibawah umur.

Mereka yang melihat berbagai adegan yang diperankan oleh para artis dan aktor, berangan-angan, kemudian berandai-andai dan selanjut diikuti dengan langkah untuk meniru dari apa yang disaksikannya. Sehingga tidak ada yang dapat menjamin bahwa apa yang ditonton itu, tidak akan dijadikan tuntunan. Pada gilirannya maraklah perbuatan mesum, kemaksiatan pemerkosaan dan bahkan tentunya perzinahan.

Siapa saja yang terlibat didalam proses pembuatan sesuatu yang dijadikan tontonan baik berupa film di bioskop, sinetron di layar kaca, viedo, rekaman audiovisual, tarian-tarian yang erotis, nyanyi-nyayian dan musik-musik yang menimbulkan rangsangan syahwat dan yang menghanyutkan, gambar-gambar dan berita-berita diberbagai media, yang kemudian apa yang ditontonkan tersebut berdampak buruk kepada masyarakat, maka mereka-mereka tersebut bertanggung jawab atas apa yang terjadi, dan mereka-mereka tersebut adalah patut disebut juga sebagai sekutu-sekutu nya syaitan. Karena mereka-mereka tersebut bersama-sama dengan syaitan sebagai aktor utama mengajak manusia melanggar norma-norma agama.

Faktor lain yang menjadi peluang terjadinya perzinahan adalah pergaulan bebas antara muda mudi remaja dan anak baru gde, sedangkan dilain pihak adanya pergaulan bebas tersebut disebabkan peluang dan kesempatan yang diberikan secara sengaja oleh keluarga dan orang tua mereka, peluang yang diciptakan tersebut dilakukan tanpa sadar yaitu dengan memperlonggar pengawasan dan disiplin anak di rumah. Para keluarga dan kedua orang tua memberikan rekomendasi kepada anak-anak remaja, putra dan putri mereka untuk keluar malam bersama menikmat malam libur, yang siapa bisa menjamin rekomendai yang diberikan tidak akan dimanfaatkan kepada hal-hal yang dilarang dalam agama.

Berkhalwat berduaan antara pasangan muda-mudi, baik mereka hanya sebagai teman sepergaulan, teman kencan atau sebagai sepasang kekasih , disitu akan hadir syaitan sebagai pihak ketiga, syaitan menggunakan kesempatan ini untuk menjerumuskan mangsanya untuk memasuki wilayah terlarang dan ujung-ujungnya menuju pintu perzinahan.

Berbagai fasilitas dan peluang yang dijadikan sarana dan prasarana oleh iblis dengan seluruh bala tentaranya berupa syaitan dari jin dan syaitan dari manusia tidak dapat diceritakan satu persatu dalam tulisan ini, namun iblis sangatlah lihai dan licik dalam memainkan perannya sebagai mak comblang perzinahan, sehingga pasangan yang telah berkeluarga, baik suami maupun isteri tidak terlepas dari tangan-tangan gurita iblis sehingga masuk kedalam ranah perzinahan. Istilah untuk perzinahan yang dilakoni oleh pasangan yang sudah berkeluarga dan beranak pinak di perhalus sebutannya dengan perselingkuhan, namun maknanya tidak lain adalah perzinahan yang sangat tidak disukai dalam islam.


Dampak Negatif Perzinahan

Perzinahan termasuk dalam katagori maksiat dan dosa, yang oleh Ibnu Qayyim Al- Jauziyah dalam bukunya Ad-Daa' wa Ad-Dawaa' menyebutkan bahwa, termasuk perkara yang seharusnya diketahui bahwasanya dosa dan kemaksiatan pasti menimbulkan mudharat (kerugian ) tidak mungkin tidak. Mudharatnya bagi hati seperti mudharat yang ditimbukan racun bagi tubuh, yaitu memiliki tingkatan yang beragam. Adakah kehinaan serta penyakit di dunia dan di akhirat yang tidak disebabkan oleh dosa dan maksiat.

Di dalam Al-Qur'an diriwayatkan begitu banyak berita tentang dijatuhkannya bala bencana dan hukuman kepada umat manusia sebagai imbalan dan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Sangat Pemberi Balasan, bagaimana Nabi Allah Adam alaihiwasallam dan isteri beliau Siti Hawa dikeluarkan dari Surga yang penuh dengan segala kenikmatan menuju bumi dengan berbagai bentuk dan segala kesulitannya, itu adalah sebagai balasan dan hukuman karena keduanya telah berbuat maksiat dan dosa padaAllah Subhanahu wa Ta'ala.

Begitu juga dengan adanya banjir besar yang menenggalamkan bumi sampai kepuncak gunung yang menenggelamkan umat manusia pada zamannya Nabi Allah Nuh alaihiwasallam, dikarenakan keingkaran dan kemunkaran kaum beliau yang tidak mau mengindahkan dakwah dan seruan Nabiyang diutus kepada mereka.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menyebutkan, dalam musnad Imam Ahmatd , dari ummu Salamah radhyallahu anhuma ia berkata: Aku pernah mendengar Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Jika tampak jelas berbagai kemaksiatan pada ummatku, maka Allah akan menyamaratakan adzab dari sisi-Nya kepada mereka semua. Kemudian aku b ertanya: bukankah ada orang-orang shalih diantara mereka? Beliau menjawab: " Benar". Aku melanjutkan : "Apa yang terjadi pada mereka ". Beliau menjelaskan : "Saat itu mereka juga ditimpa bencana seperti halnya yang lain, tetapi mereka akan mendapatkan ampunan dan keridhaan Allah "

Selain dari hadits tersebut diatas dikutip pula oleh Ibnu QAayyin Al-Jauziyah hadits dalam Sunan Ibnu Majah, dari Abdullah bin 'Umar bin al-Khaththab radhyalhu anhu, Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Hai kaum muhajirin, ada lima perkara aku berlindung kepadaAllah dan semoga kalian tidak menjumpainya. Tiodaklah tampak perbuatan keji ( zinah ) pada suatu kaum, sampai-sampaimereka melakukannya secara terang-terangan, melainkan mereka akan ditimpa cobaan berupa berbagai wabah tha'un dan penyakit yang belum pernah dialami oleh orang-orang yang sebelum mereka. Dan seterusnya ... "

Selanjutnya disebutkan juga riwayat dari Ibnu Abid Dun-ya dari Anas bin Malik, bahwasanya dia pernah bersama seorang pria lain masuk menemui 'Aisyah radhyiallhu anhuma. Orang tadi berkata : " Wahai ummul mukminin , ceritakanlah kepada kami tentang az-Zalzalah ( hari keguncangan ). " Aisyah radhyallahu anhuma menjawab " " Apabila orang-orang`telah membolehkan zinah, meminum khamer dan menabuh alat-alat musik,maka Allah pun cemburu di langit-Nya, lantas berkata pada bumi : "Guncangkan mereka ! Berhentilah jika mereka b ertaubat dan menghentiakn perbuatan mereka . Sebaliknya, hancurkan mereka jika tidak mau.!". Pria tadi b ertanya lagi : " Wahai ummul Mukminin , apakah itu merupakan azab bagi m,ereka ?" Aisyah radhyallahu anhuma menjawab: " itu adalah peringatan dan rahmad bagi kaum mukminin, tetapi merupakan hukuman, azab. dan kemurkaan untuk orang-orang kafir."

Imam Ahmad mengisahkan dari Shafiyyyah, ia berkata " " Kota Madinah pernah mengalami gempa bumi pada masa Umar Ibnu Khaththab. Beliaupun berseru : " Wahai manusia , ada apa ini, ? Alangkah cepatnya kalian berbuat kerusakan. Seandainya bperistiwa ini terjadi loagi, aku tidak ingin tinggal b ersama kalian ditempat ini ".

Al-Hasan berkata : " Demi Allah , sesungguhnya bencana itu tidak lain adalah hukuman dari Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk manusia."

Ibnu Qayyim Al-jauziyah mengatakan bahwa, Al-Auza'i menyebutkan dari Yahya bin Abi Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah radhyallahu anhu, dia mengatakan Rasullulah shalalahu 'alaihi wa sallam bersabda :
" Jika dosa itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi, ia hanya meudharatkan pelakunya, namun ,kalau dosa itu dilakukan secara terang-terangan dan tidak diubah, maka ia akan menimbulkan kemudharatan umum "

Dalam buku Ad-Daa' wa Ad-dawaa' oleh ibnu Qayyim Al-Jauziyah menulis bahwa, sebagian ulama salaf mengatakan : " Kemaksiatan merupakan pengantar kekafiran ; sebagaimana ciuman pengantar ji'ma, nyanyian merupakan pengantar zinah, pandangan merupakan pengantar asmara dan sakit merupakan pangantar kematian ".

Disebutkan dalam al-Hiyah, dari Ibnu Abas radhyallahu anhum, dia berkata : " " Hai pelaku dosa , janganlah kamu merasa aman dari akibat yang buruk, juga dari perkara lain yang mengikuti dosa tersebut, yang lebih besar dari dosa yang kamu perbuat "

Tiada rasa malumu terhadap apa yang ada dikanan kirimu ketika berbuat dosa itu lebih b esar dari dosa itu sendiri. , Tawamu, padahal kamu tidak tahu apa yang akan dilakukan Allah terhadapmu , juga lebih besar daripada dosa yang telah kamu lakukan. Dosa karena kegembiraanmu dengan dosa yang berhasil kamu lakukan adalah lebih besar dari pada dosa itu sendiri. Dosa karena kesedihan atas dosa yang tidak berhasil kamu lakukan lebih besar dari dosa itu sendiri.

Abu Na'im menyebutkan dari Salimbin Abil Ja'd , dari "aqbi Darda', dia berkata : " Hendaknya seseorang itu berhati-hati dari laknat yang ada dalam hati kaum mukminin, sedangkan ia tidak menyadarinya. " Beliau bertanya : " tahukah kamu apa penyebabnya ?" Aku menjawab: " Tidak.
Beliau menjelaskan " " Oramng tadi bermaksiat kepada Allah secara sembunyi-sembunyi. lalu Allahg melemparkan kebencian-Nya kedalamhati kaum mukminin, sedangkan ia tidak menyadarinya.

Disebutkan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah bahwa perbuatan maksiat dan dosa memberian dampak yang sangat banyak baik bagi individu pelakunya maupun kepada masyarakat luas.
Beberapa dampaktersebut dapat dikutipkan disini antara lain :

1. Maksiat menghalangi masuknya ilmu.

Ilmu ( yang dimaksudkan disini adalah ilmu agama ) adalah cahaya yang Allah masukkan
kedalam hati, sedangkan maksiat adalah pemadam cahaya tersebut.
Ketika Imam Syafi'i duduk sambil membacakan sesuatu di hadapan Imam Malik,
kesempurnaan pemahamannya membuat syaikh ini tercengang.
Kemudian Imam Malik berucap kepada Imam Syafi'i " " Sesungguhnya aku memandang
bahwa Allah telah memasukkan cahaya kedalamhatimu, maka jangankah kamu memadam-
kan cahaya tersebut dengan kegelapan maksiat'".
ImamSyafi'i mengadu kepada Waki', tentang buruknya hafalannya, Waki' pun berucap :
Ketahuilah sesungguhnya ilmu itu karunia, dan karunia Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat".

2. Maksiat menghalangi datangnya rizki.
Disebutkan dalam al-Musnad : " Sungguh, seorang hamba akan terhalang dari rizki karena dosa yang diperbuatnya "
Tidak ada yang dapat menerik rizki kecuali dengan meninggalkan maksiat.

3. Maksiat menghalangi ketaatan .
Banyak sekali keta'atan yang terputus karena dosa. Padahal, satu ketaatan, lebih baik dari dunia dan seisinya.

4. Kemaksiatan memperpendek dan menghilangkan keberkahan umur
Jika kebaikan memperpanjang umr, berarti kedurhakaan menguranginya. Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan berkurangnya umur bagi pelaku maksiat adalah hilangnya keberkahan umur.

5. Kemaksiatan akan melahirkan kemaksiatan lainnya yang serupa.
Kemaksiatan akan menanamkan benih kemaksiatan lain yang serupa. Sebagian melahirkan sebagian yangh lain. Sampai-sampai, pelakuknya sulit untuklmeninggalkan dan keluar dari maksiat tersebut.
Sebagian salaf mengatakan " " Hukuman bagi keburukan adalah munculnya keburukan setelahnya, sewdangkan ganjaran kebaikan adalah munculnya kebaikan sesudahnya."

6. Maksiat melemahkan jiwa.
Dampak inilah yang paling dikhawatirkan menimpa seseorang hamba, yaitu lemahnya hati dan kehendak akibat maksiat. Keinginan untuk bermaksiat semakin menguat, sedangkan keinginan
untukbertaubat semakin melemah., sedikit demi sedikit, sampai akhirnya keinginan untuk bertaubat hilang secara kesuluruhan.

7. Maksiat menyebakan hati tidak lagi menganggapnya sebagai hal yang buruk.
Hati tidak lagi menganggap maksiat sebagai perkara yang buruk karena telah menjadi suatu kebiasaan. Dalamkondisi demikian, pelaku maksiat tidak lagi peduli dengan pandangan manusia yang menganggap dirinya buruk. Sampai-sampai mereka berbangga diri dengan maksiat yang dilakukannya dan menceritakannya kepada orang lain yang tidaktahu b ahwa ia telah melakukan maksiat.

8. Maksiat mendatangkan laknat.
Diantara dampak maksiat adalah memasukkan pelakunya kedalam laknat Rasullulah shalalahu 'alaihi wa sallam. Beliau pernah melaknat sejumlah perbuatan maksiat.

9. Maksiat menjadi penyebab kerusakan. Diantara dampak dosa dan maksiat adalah menyebabkan kerusakan dimuka bumi , baik di udara, air dan didarat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
" Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ( kejalan yang benar ) ( QS. Ar-Ruum : 41 ) Diantara dampak maksiat bagi bumi adalah terjadinya tanah longsor, gempa bumi, banjir dan berkahnya dihilangkan.
Apabila bumi tersucikan dari maksiat, akan tampaklah d idalamnya keberkahan dari Allah. Sebaliknya, keberkahan ini terhapus oleh dosa dan kekufuran.

10.Kemaksiatan mematikan kecemburuan hati.
Diantara dampak dosa adalah mematikan api cemburu dari hati, yang merupakan sumber kehidupan dan kebaikan bagi jiwa manusia seperti panasnya naluri bagi kehidupan seluruh badan.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam kitab ash-Shahih Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih cemburu dari pada Allah ketika salah seorang hamba-Nya yang pria ataupun wanita melakukan zinah. "

11. Maksiat menghilangkan rasa malu.
Maksiat berdampak pula kepada hilangnya rasa malu dari dalam diri manusia , sedangkan malu
itu sendiri merupakan sumber kehidupan hati dan inti dari segala kebaikan . Hilangnya rasa malu berfati hilang nya seluruh kebaikan. Dalam kitab ash-Shahih Muslim diriwayatkan bahwa Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda :
" Rasa malu adalah kebaikan seluruhnya " Maksud hilangnya rasa malu dan dosa-dosa melemahkan rasa malu seseorang hamba , bahkan bisa jadi menghilangkkannya secara keseluruhan . Akibatnya pelaku tidak lagi terpengaruh atau merasa risih saat banyak orang mengetahui kondisi prilakunya yang buruk. Lebih parah lagi,banyak diantara mereka yang menceritakan keburukannya . Semua ini disebabkan hilangnya rasa malu. Jika seorang sudah sampai pada kondisi tersebut, maka tidak diharapkan lagi kebaikannya.

12. Maksiat melemahkan pengagungan terhadap Allah.

Diantara hukuman dosa adalah melemahkan pengagungan terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kemuliaan-Nya dalam hati pelakunya. Mau tidak mau itu pasti terjadi.
Sekiranya kemuliaan dan keagungan AZllah Subhanahu wa Ta'ala terhunjamkokokhdalamsanubari seorang hamba, tentulah dia tidak berani melakukan kemaksiatan terhadap-Nya.
Orang-oramng yang berani melakukan kemaksiatan tidaklah memuliakan Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagaimana mestinya. Bagaimana mungkin orang yang menganggap rendah perintah dan larangan-Nya akan memuliakan dan mengagungkkan-Nya sebagaimana mestinya..

13. Maksiat menyebabkan Allah mengabaikan hamba-Nya.

Dampak maksiat dan dosa adalah menyebabkan Allah mengabaikan dan meninggalkan hamba-Nya, serta menyerahkan pelakunya pada dirinya sendiri dan kepada syaitan. Inilah puncak kebinasaan yang tidak dapat lagi diharapkan lagi keselamatannya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan hambanya agar bertaqwa kepada-Nya. Dia melarang hambanya yang mukmin menyerupai orang-orang yang melupakan-Nya dengan meninggalkan taqwa kepada- Nya. Allah juga mengabarkan akan menghukum orang yang tidak bertaqwa kepada-Nya dengan menjadikannya lupa kepada diri sendiri, yaitu lupa terhadap hal-hal yang mendatangkan kemaslahatan pada dirinya , dan lupa terhadap hal-hal yang menyelamatkan dirinya dari azab -Nya , serta lupa terhadap hal-hal yang akan membawanya kepada kehidupan abadi dalam kesempurnaan kelezatan, kegembiraan dan kenikmatan.
Allah menjadikannya melupakan semua itu sebagai balasan atas ketidak peduliannya terhadap
keagungan Allah dan tidak adanya rasa takut kepada-Nya, serta karena kelalaian dalam melaksanakan perintahnya.

Bagaimana mungkin seorang hamba merasa tidak membutuhkan ketaatan kepada-Nya, sedangkan tidak sekejap matapun dari urusan manusia yang tidak berada dibawah kekuasaan-Nya? Bagaimana mungkin ia melupakan zikir kepada-Nya, sehingga dia menjadikannya lupa terhadap dirinya sendiri yang akibatnya ia merugikan dan menzhalimi diri sendiri dengan sebenar-benar kezhaliman.

Solusi Meninggalkan Perzinahan

Dalam uraian tersebut diatas disebutkan beberapa dampak negatif dari perbuatan maksiat dan dosa sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalbukunya Ad-Daa' wa Ad - Dawaa'. Dimana begitu banyak kerugian yang diperoleh oleh manusia sebagai dampak dari menurutkan apa yang diperintahkan oleh syaitan dan sekutu-sekutunya melalui pintu nafsu dan syahwat. Kerudian yang didapatkan, tidak saja berupa kerugian yang diperoleh di dunia, tetapi yang lebih fatal lagi adalah kerugian yang akan diperoleh di akhirat berupa balasan hukuman.

Agar dapat selamat dan tidak memperoleh dampak negatif akibat perbuatan maksiat dan dosa
perzinahan seperti yang dimaksudkan diatas maka hendaknya jauhkanlah diri dan jangan dekati zinah . Itulah yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Bagi mereka yang sudah terlanjur terjerat dalam jaring-jaring perangkap yang dipasang oleh iblis dengan seluruh bala tentaranya berupa syaitan dalam bentuk jin dan syaitan dalam bentuk manusia, maka solusi yang terbaik untuk keluar dari kondisi yang sangat memojokkan dan sangat tidak menguntungkan tersebut, adalah dengan mengambil langkah yang telah ditunjukkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui Al-Qur'an, dan oleh Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam melalui sunnahnya. Solusi tersebut tidak lain dengan melakukan taubat yang sebenar-benarnya.

Menurut Wikipedia Taubat berarti merasa bersalah atau menyesal atas perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Sedangkan taubat Nasuha berarti taubat yang sebenar-benarnya dengan janji tidak akan mengulangi lagi.

Di dalam Al-Qur'an banyak sekali ayat yang membicarakan tentang taubat ini, dimana Allah Yang Maha Pengampun berjanji untuk mengampuni setiap hambanya yang berdosa karena telah berbuat maksiat dengan melanggar larangan, dan tentunya termasuk di dalamnya melakukan perzinahan.

Allah berfirman :

" Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shalih , kemudian tetap di jalan yang benar ". ( QS. Thaahaa: 82 )

Allah berfirman :
"Dan barang siapa mengerajakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia memohon ampun kepadaAllah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"
( QS. An-Nisaa :11o )

Juga firman Allah :
" Katakanlah : Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah . Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya, Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang "
( QS.Az-Zumar" 53 )

Selain dalil-dalil berupa firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan taubat maka dalil-dalil lain yang memperkuat tentang taubat tersebut tidak kurang disebutkan pula dalam beberapa hadits Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam .Sebagaimana yang disebutkan oleh DR. Aid al-Qarni dalam bukunya Laa Tahzan, bahwa dalam sebuah hadits shahih Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda :
" Allah yang Maha Tinggi berfirman : '' Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau berdoa kepada- Ku dan mengharapkan-Ku, maka Aku akan mengampunimu atas semua dosa yang kamu lakukan dan aku tidak peduli, wahai anak Adam, andaikata dosa-dosamu itu sampai kepuncak langit kemudian kamu meminta ampunan kepada-K u niscaya Aku ampuni, dan Aku tidak peduli, wahai anak Adam seandainya kamu datang kepada-Ku dengan dosa yang besarmya seisi bumi seluruhnya, kemudian datang menemui-Ku dan tidak menyekutukan Aku dengan yang lain niscaya Aku akan datang kepadamu dengan ampunan yang besarnya seisi bumi seluruhnya. "

Kemudian DR.'Aidh al-Qarni mengutip pula sebuah hadits shahih lainnya, dimana Rasullulah shalalahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari agar orang-orang yang melakukan dosa pada siang hari bertaubat dan Dia membentangkan tangan-Nya di siang hari agar orang yang melakukan kesalahan di malam hari bertaubat, hingga nanti ketika matahari terbit dari arah barat."

Selain dua hadits shahih tersebut diatas, DR 'Aidh al-Qarni juga menyebutklan sebuah hadits shahih lainnya: " Kalian semua adalah orang-orang yang melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang yang bertaubat."

Dari beberapa ayat Al-Qur'an dan hadits yang tertera diatas, secara tegas dinyatakan, bahwa siapa saja dari hamba Allah yang telah melakukan perbuatan maksiat diperintahkan untuk segera bertaubat dan meminta ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas segala dosa yang telah dilakukannya .

Permintaan ampun dan bertaubat dari seluruh perbuatan maksiat yang pernah dia lakukan haruslah diikuti dengan tindakan meninggalkan perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali.

Segala bentuk upaya untuk meninggalkan dan tidak mengulangi kembali perbuatan yang sama seperti sebelum bertaubat, harus diusahakan secara maksimal. Langkah yang dilakukan tersebut antara lain adalah menjauhkan diri dan tidak lagi mendekati segala macam yang digolongkan kedalam hal-hal yang dapat menjadikan diri bisa bersimpati terhadap kemungkinan terulangnya kembali perbuatan maksiat yang telah ditinggalkan.

Bagi pelaku perzinahan yang terbiasa dengan berbagai sarana dan falisitas yang menjadi pintu masuk kepada perbuatan zinah, maka pintu masuk tersebut harus ditutup mati dan tidak punya niatan untuk membukanya lagi.

Tinggalkanlah semua apa saja, yang dapat menggiring nafsu syahwat bergejolak mengajak sipemiliknya untuk memenuhi kehendak selera rendahnya.

Sebagai penutup dari tulisan ini, maka perlu diingatkan bahwa diterimanya taubat oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan diberikannya ampunan kepada hambanya yang meminta ampun dan bertaubat dari segala kemaksiatan oleh Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat hamba-Nya, haruslah memenuhi persyaratan yang paling utama yaitu tidak berbuat syirik atau menyekutukan Allah Yang Maha Esa, yang kemudian diikuti pula dengan menjauhkan diri dari segala bentuk bid'ah.
Wallaahu Ta'ala 'alam.

Menjelang zuhur,Minggu, 7 Rajab 1431 H / 20 Juni 2010.
Diposting : oleh Musni Japrie al-Pasery dalam blog al-Lu'Lu Wal Marjan.


Label: Bermaksiat kepada Allah
: