Kamis, 10 Januari 2013

MENGKERAMATKAN BENDA-BENDA PUSAKA, BENDA-BENDA KUNO DAN BENDA-BENDA YANG DIANGGAP BERTUAH PERBUATAN KHURAFAT DAN SYIRIK



A.P e n d a h u l u a n
Di tengah-tengah masyarakat muslim di negeri Nusantara ini benda-benda pusaka peninggalan orang-orang terdahulu dari abad-abad lampau sangatlah mendapatkan tempat secara khusus karena dianggap mengandung nilai-nilai magis dan dianggap sebagai benda-benda yang keramat.Sehingga karenanya masyarakat kalangan yang awam dalam hal agamanya (aqidah) menjadikan benda-benda pusaka tersebut sebagai barang yang syakral dan pada waktu-waktu tertentu mendapatkan perlakuan secara khusus dengan cara dimandikan dengan menggunakan air bunga dan biasanya pada malam-malam jum’at tertentu benda-benda pusaka tersebut dikeluarkan dari tempat penyimpannya untuk diasapi dengan dupa dan kemenyan. Tentunya memandikan dan mengasapi benda-benda pusaka tersebut tidak dilakukan secara asal-asalan tetapi dilakukan dengan pakem-pakem yang sudah diatur. Benda-benda pusaka tersebut bisa terdiri dari bermacam-macam dan yang paling dikenal adalah benda pusaka berupa keris dan tombak dan senjata-senjata lainnya seperti pedang, Mandau bahkan senjata api.
Ditengah-tengah masyarakat khususnya masyarakat Jawa yang masih kental memegang tradisi budaya leluhur terutama dari turunan kalangan priyayi mempunyai anggapan bahwa apabila benda-benda pusaka kuno tidak mendapatkan perhatian dan perawatan akan menimbulkan kemudharatan bagi pemiliknya, sedangkan disatu sisi lainnya dengan dimilikinya benda-benda pusaka yang mendapatkan perawatan akan memberikan keberkahan bagi pemiliknya. Karenanya ada pula yang memberikan sesajen terhadap benda-benda pusaka tersebut
Kepercayaan sebagian masyarakat terhadap benda-benda kuno dan pusaka nampak sangat jelas bagaimana sikap yang ditunjukkkan oleh mereka pada saat diadakannya ritual-ritual khusus yang dilakukan oleh kalangan abdi dalem dikalangan kraton terhadap benda-benda pusaka seperti memandikan kereta-kereta peninggalan raja-raja yang ada dimuseum kraton. Masyarakat sengaja datang berbondong-bondong menyaksikan upacara adat tersebut kemudian memperebutkan air sisa penyiraman terhada kereta tua tersebut untuk diambil berkahnya.Karena mereka beranggapan bahwa air sisa siraman memandikan kereta kuno peninggalan Belanda tersebut akan memberikan kesuburan bagi usaha pertanian.
B.Pola Pikir dan Sikap Yang Irasional Dari Sebagian Masyarakat
Banyak diantara masyarakat yang mengaku sebagai seorang yang muslim, sangat memberikan penghormatan yang tingi dan malah memuja-muja benda-benda pusaka peninggalan para leluhurnya maupun peninggalan raja-raja zaman dahulu baik berupa senjata seperti keris dan tombak, maupun benda-benda lainnya seperti gamelan, gong, kereta dan bahkan kerbau yang dianggap turunan dari kerbau dari zaman kerajaan dianggap kramat dan bertuah.Pada waktu-waktu tertentu tidak saja orang-orang dari kraton yang mengadakan upacara membersihkan dan memandikan benda-benda pusaka kraton, namun perorangan yang memiliki dan menyimpan benda-benda pusaka seperti keris dan tombak juga mengadakan ritual memandikan dan membersihkan sebagai bentuk wujud perhatian dan pemeliharaana atas benda pusaka tersebut. Masyarakat berkeyakinan apabila benda-benda pusaka tersebut tidak dimandikan dan dibersihkan rohnya akan menimbulkan gangguan kepada pemilik dan keluarganya.
Selain keyakinan akan benda-benda pusaka, kebanyakan masyarakat juga memiliki keyakinan bahwa cincin yang bermatakan batu-batu khusus mempunyai khasiat dan juga memilki ruh yang dapat mendatangkan kebaikan dan manfaat serta juga dapat mendatangkan kemudharatan, cincin dengan batu permata tertentu diyakini dapat dijadikan penyembuh berbagai macam penyakit.Cincin dan batu permata  tersebut dianggap sebagai benda yang bertuah sehingga perlu mendapatkan perhatian secara khusus, apalagi kalau cincin dan batu permata tersebut diperoleh dengan kesulitan yang tinggi sehingga kadang-kadang dinilai sampai puluhan juta rupiah
 Karenanya tidaklah mengherankan mereka mereka yang mempunyai kepercayaan terhadap cincin yang bermatakan batu tidak sungkan mengeluarkan uang yang besar untuk membelinya. Tetapi tentunya berbeda dengan batu permata sebagai hiasan yang memang memiliki nilai harga yang tinggi seperti intan, jamrud, rubby dan yang lain-lainnya yang dijual ditoko-toko permata.
Ditinjau dari sudut pandang yang rasional berdasarkan logika dan ilmu pengetahuan yang sudah maju sedemikian rupa seperti di zaman dimana sekarang ini kita hidup, tentulah pola pikir dan sikap serta perilaku sebagian masyarakat terutama di kalangan kaum muslimin yang  memegang teguh keyakinan terhadap adanya kekuatan dan kemampuan khusus yang dimiliki oleh benda-benda tertentu seperti cincin permata, berbagai bentuk senjata kuno seperti keris ,tombak dan pedang serta benda-benda kuno peninggalan sejarah yang kemudian dianggap mempunyai tuah dan dapat memberikan berkah adalah sebagai yang irasioinal atau tidak masuk diakal.
 Zaman dimana para leluhur dan nenek moyang yang hidup dimasa lampau merupakan zaman yang masih serba dalam kegelapan  dan jahiliyah jauh dari ilmu pengetahuan, apalagi pengetahuan tentang agama ( Islam).
Mereka-mereka yang meyakini hal-hal yang bersifat khurafat, dan masih berpegang teguh dan mempercayai tradisi  sebagaimana digambarkan tersebut diatas sebenarnya merupakan gambaran bahwa di zaman yang serba ultra modern ini nasih ada sebagian kalangan yang masih tidak memiliki daya nalar dan pola pikir, sikap dan perilaku hidup yang berazaskan kepada Islam.
C.Memperlakukan dan Meyakini Benda-Benda Pusaka dan Benda-Benda lainnya Mempunyai Kekuatan, Bertuah dan Dapat Memberikan Berkah Merupakan Perbuatan Syirik
Syirik bukanlah hanya sekedar  diartikan dengan seseorang menyembah berhala atau mengakui ada pencipta selain Allah. Meskipun menyembah berhala  memang termasuk syirik. Namun kesyirikan sebenarnya lebih luas daripada itu. Yaitu yang berkaitan dengan masalah ibadah, jika ada satu ibadah dipalingkan kepada selain Allah, itu pun sudah termasuk syirik.
Syirik merupakan bahaya yang terbesar dan penyakit yang paling berbahaya. Syirik sebagai penyakit  hati, karena sumber kesyirikan bermula dari keyakinan (i’tiqad) yang ada di dalam hati
 Berbagai tradisi warisan budaya yang selama ini masih banyak dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat yang mengaku dirinya sebagai muslim seperti keyakinan m ereka terhadap benda-benda kuno dan pusaka atau benda-benda- yang bertuah , ternyata mengandung kesyirikan yang nyata. Karena dalam tradisi tersebut mengandung banyak sekali perilaku keyakinan bahwa ada kekuatan atau kekuasaan lain selain Allah yang dapat memberikan kemaslahatan dan kemudharatan bagi manusia.Dilihat dari segi syari’at agama perbuatan yang mempercai adanya kekuatan lain yang dapat menimbulkan kemudharatan dan dapat memberian perlindungan kepada manusia sebagai makhluk adalah suatu perbuatan yang sama dengan mengadakan tandingan atas Allah Yang Maha Esa. Kepercayaan ini dinamakan syirik. Karena syirik itu tidak hanya sebatas menyembah atau sujud kepada selain Allah Subhanahu Wata’ala, tetapi segala macam perbuatan yang mengarah kepada pengakuan adanya kekuatan dan kekuasaan lain yang menyamai kekuasaan dan kekuatan Allah Subhanahu Wata’ala dikatagorikan dengan syirik.
Islam telah mensyari’atkan sebagai kewajiban yang mutlak tanpa bisa ditawar-tawar bagi setiap pemeluknya untuk mentauhidkan Allah Yang Maha Esa, baik tauhid Uluhiyah yaitu mengesakan Allah Subhanahu Wata’ala dengan segala bentuk ibadah yang lahir maupun bathin, dalam wujud ucapan maupun perbuatan, lalu menolak segala bentuk ibadah terhadap selain Allah Ta’ala bagaimanapun bentuk dan perwujudannya.
Islam juga mensyari’atkan kewajiban mutlak bagi pemeluknya untuk mentauhidkan Allah dalam tauhid Rububiyah, yaitu pengakuan sejati bahwa Allah adalah Rabb dari segala sesuatu dan raja dari segala sesuatu,pencipta dan pemelihara segala sesuatu, yang berhak mengatur segala sesuatu. Allah tidak memilki sekutu dalam kekuasaannya, tidak ada yang menolong-Nya, karena Dia Lemah ( tapi justeru Dia Maha Mampu), Tidak ada yang bisa menolak keputusan-Nya. Tidak ada yang bisa melawan-Nya, tidak ada yang bbisa menandingi-Nya. Tidak ada yang bisa nenentang-Nya

Syaikh Al- Allamah Hafizh bin Ahmad Al-Hikami dalam buku Pintar Aqidah Ahlussunnah, menyebutkan bahwa kebalikan/lawan dari tauhid Uluhiyah adalah syirik.Syirik sendiri ada dua macam,pertama adalah syirik b esar yang berlawanan secara totaliktas dengan tauhid uluhiyah. Yang kedua adalah syirik kecil yang bisa merusak kesempurnaan tauhid..Selanjutnya dijelaskan dalam buku tersebut bahwa syirik besar terjadi apabila seorang hamba menjadikan selain Allah sebagai sekutu-Nya yang ia menyamakannya dengan Rabbul ‘alamin, mencintainya seperti mencintai Allah, takut kepadanya seperti takutnya kepada Allah.minta perlindungan dan berdoa kepadanya . Takut dan berharap kepadanya, mencinta dan bertawakkal kepadanya, menaatinya dalam bermaksiat kepada Allah, atau mengikutinya meski berlawanan dengan keridhaan Allah.
Sungguh manusia sudah berbuat keterlaluan dan melakukan sesuatu yang tidak ada tuntunannya kecuali hanya sekedar mengikuti hawa nafsu yang didalamnya ada bisikan dan godaan syetan yang dilaknat, dan itu mereka lakukan berdasarkan tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang yang masih jahiliyah, tidak kenal akan tauhid, atau mereka ikuti dari meniru perbuatan orang-orang non muslim.
 Mengingat bahwa perbuatan tradisi kebanyakan orang yang meyakini bahwa benda-benda pusaka sebagai benda yang bertuah dan dapat memberikan berkah sehingga memperlakukannya secara khusus dengan menyediakan sesajensebagai bentuk persembahan kepada makhluk selain Allah, maka ini merupakan syirik yang digolongkan dalam syirik besar (akbar). Karena dalam syirik akbar ini seseorang hamba menjadikan selain Allah sebagai sekutu-Nya yang ia menyamakannya dengan Rabbul ‘alamin, mencintainya seperti mencintai Allah, takut kepadanya seperti takutnya kepada Allah, minta perlindun gan dan berdoa kepadanya.
 Mereka-mereka yang terbiasa dengan pekerjaan berbuat syirik kepada Allah dengan memberiakn perlakuan khusus kepada benda-benda kuno dan pusaka atrau benda-benda yang dianggap bertruah dan mendudukkannya diatas dari semestinya , diancam oleh Allah berupa ancaman tidak akan diberikan ampunan, sebagaimana dengan melakukan perbuatan dosa lainnya selain syirik. Ini ditegaskan dalam al-Qur’an surah An- Nisaa ayat 48 :
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.(QS. An Nisaa: 48 )
Terhadap orang-orang yang berbuat syirik disebut Allah sebagai orang yang tersesat sejauh-jauhnya sebagaima bunyiAl-Qur’an surah An-Nisaa’ ayat 116 :
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS. An Nisaa: 116 )
Orang-orang yang melakukan kesyirikan seperti mereka-mereka yang mempertahankan budaya tradisi syirik dalam kehidupannya sehari-hari  diancam oleh Allah SubhanahuWata’ala dengan hukuman api neraka, sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur’an surah Al-Maa-idah ayat 72 :
- إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.(QS. Al Maa’idah : 72 )
Hadits Rasullullah shallallahu’alaihi wa salam juga menyinggung hal yang sama sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah radhyallahu’anhu :
صحيح مسلم ١٢٤: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ وَقَالَ عُثْمَانُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُرَحْبِيلَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ قَالَ أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ قَالَ قُلْتُ لَهُ إِنَّ ذَلِكَ لَعَظِيمٌ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ مَخَافَةَ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ أَنْ تُزَانِيَ حَلِيلَةَ جَارِكَ
Shahih Muslim 124: dari Abdullah dia berkata, "Aku bertanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Kamu membuat tandingan bagi Allah (syirik), sedangkan Dialah yang menciptakanmu." Aku berkata, "Sesungguhnya dosa demikian memang besar. Kemudian apa lagi?" Beliau bersabda: "Kemudian kamu membunuh anakmu karena khawatir dia makan bersamamu." Aku bertanya lagi, "Kemudian apa lagi?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. bersabda: "Kamu berzina dengan isteri tetanggamu."
D.Apa Saja  Yang Menimpa Anak Manusia, Baik Berupa Kebaikan Maupun Kemudharatan Datangnya Dari Allah Yang Sudah Ditentukan Dengan Takdir.
Qadar (* takdir ) adalah pengetahuan Allah yang ingin Dia wujudkan atau terjadi pada mahluk-Nya, alam semesta, kejadian dan segala sesuatu . Ketentuan tersebut dan penulisannya berada dalam Lauh Mahfuuzh. Qadar ( takdir ) merupakan rahasia Allah pada ciptaan-Nya yang tidak dapat diketahui sekalipun oleh malaikat terdekat maupun para Nabi yang diutus.

Iman kepada qadar (takdir ) adalah membenarkan dengan keyakinan yang kuat bahwa semua yang terjadi meliputi perkara yang baik maupun yang buruk serta segala sesuatu yang merupakan qada ( keputusan ) Allah dan qadar-Nya. Demikian yang dikemukakan oleh Syaikh Muhammad Bin Ibrahim Bin Abdullah At-Tuwaijiri.
Fuad bin Abdul Aziz Asy-Salhub menyebutkan bahwa iman kepada qadar adalah salah satu rukun iman yang enam.Tidak sah iman seseorang hingga dia berikrar dan beriman kepada qadar( takdir).
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
 “ Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”( QS.Al-Qamar : 49 ).
Firman Allah Ta”ala
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ.
 “ Tiada sesuatu musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barang siapa yang berIman kepada Alah ,niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu “ ( QS. At-Taghabun : 11 )
Allah Ta’ala juga berfiman :
مَّا كَانَ عَلَى النَّبِيِّ مِنْ حَرَجٍ فِيمَا فَرَضَ اللَّهُ لَهُ سُنَّةَ اللَّهِ فِي الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلُ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَّقْدُورًا
Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu [1222]. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku, (QS.Al Ahzab:38)
 K e t e r a n g a n
[1222] Yang dimaksud dengan "Sunnah Allah" di sini ialah mengerjakan sesuatu yang dibolehkan Allah tanpa ragu-ragu.
Dari beberapa firman Allah Ta’ala yang bertalian dengan qadar ( takdir ) yang tersebut diatas maka Iman kepada qadar ( takdir ) adalah mengimani bahwa semua yang ada tidak akan terjadi kecuali atas kehendak ( masyiah) dan keinginan ( iradah ) Allah, serta segala sesuatu terjadi karena keinginan Allah. Apayang diinginkan Allah pasti terjadi dan apa yang tidak dinginkan –Nya maka tidak akan ada,baik hal itu berhubungan dengan perbuatan Allah seperti mencipta,mengatur,menghidupkan, mematikan dan sebagainya, ataupun yang berhubungan dengan perbuatan makhluk-Nya berupa perbuatan,ucapan dan keadaan.
Selanjutnya mengenai takdir (qadar ) ini Ibnu Qayyim Al-Zaujiyah dalam buku beliau Qada dan Qadar mengemukakan bahwa penetapan takdir sebelum penciptaan Langit dan bumi. Sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim,dari Abdullah bin Amr bin Asdh, ia bercerita, aku pernah mendengar
صحيح مسلم ٤٧٩٧: حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ أَحْمَدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَرْحٍ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي أَبُو هَانِئٍ الْخَوْلَانِيُّ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ قَالَ وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا الْمُقْرِئُ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ سَهْلٍ التَّمِيمِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ أَخْبَرَنَا نَافِعٌ يَعْنِي ابْنَ يَزِيدَ كِلَاهُمَا عَنْ أَبِي هَانِئٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّهُمَا لَمْ يَذْكُرَا وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ
Shahih Muslim 4797: dari 'Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash dia berkata; "Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah telah menentukan takdir bagi semua makhluk lima puluh tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.' Rasulullah menambahkan: 'Dan arsy Allah itu berada di atas air."
Diriwayatkan pula oleh Ibnu Wahab bahwa Rasullulah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ Barang siapa tidak beriman kepada qadar,baik dan buruknya,maka Allah akan membakarnya dengan api neraka, “
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Hadid -22 :
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(QS.Al Hadid: 22 )
Keyakinan dan kepercayaan seperti tersebut bertolak belakang dengan dalil-dalil syar’i, sehingga seharusnya segala kepercayaan kepada yang khurafat harus dibuang jauh-jauh serta ditinggalkan.Bersihkan dan murnikahlah aqidah dengan hanya mengesakan Allah subhanahu wa ta’ala, karena hanya Dialah yang berhak untuk diibadahi secara benar.
E.P e n u t u p
Islam sebagai agama yang hak yang diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala telah menghapuskan seluruh keyakinan syirik sebagai akibat kejahilan manusia akan agamanya. Namun demikian masih banyak saja orang-orang yang mengaku sebagai muslim di dalam pola pikir, sikap dan perilaku hidup keseharian mereka bergelimang dengan perbuatan-perbuatan tahyul dan khurafat, seperti meyakini benda-benda pusaka, kuno dan benda-benda lainnya sebagai benda yang keramat dan bertuah. Padahal dari sudut pandang syari’at Islam hal tersebut terlarang yang dapat menjerumuskan kejurang syirik.
 Kepada mereka-mereka  yang meskipun tanpa sadar telah melakukan kesyirikan karena kejahilannya terhadap ilmu agama, maka tidak ada cara lain yang harus dipilih dan ditempuh kecuali melakukan taubat meminta ampun atas prilaku sesat yang telah dilakukan, karena taubat dapat menghapus segala dosa, karena Allah telah menjanjikannya dalam Al-Qur’an sesuai dengan yang tercantum dalam surah Az-Zumar ayat 53:
-قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa ] semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS.Az-Zumar : 53 )
 Menurut Allah Ta’ala setiap orang bertaubat niscaya mendapatkan ampunan termasuk mereka yang melakukan kesyirikan, asalkan mereka bertaubat sebelum nafasnya tinggal ditenggorokan ( sebelum ajal/kematian ) dan matahari terbit dari sebelah barat (kiamat). Apabila mati dalam keadaan syirik dan tidakbertaub at sebelumnya maka Allah tidak akan mengampuninya lagi.
Sumber :
1. Al-Qur’an dan Terjemahan, www.Salafi-DB.com
2. Kitab Hadits 9 Imam, www  Lidwa Pusaka .com
3.Fathul Majid ( Terjemahan ),Penjelasan Kitab Tauhid,Dyaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh,Penerbit Pustaka Azzam
4.Perilaku & Akhlak Jahiliyah,Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimi, penerbit Pustaka Sumayah
5.Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Yazid bin Abdul Qadir Jawas, penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i
6. Ayat-ayat Larangan dan Perintah dalam Al-Qur’an KH.Qomaruddin dkk, penerbit Diponogoro
7. Ghuluw Benalu Dalam Ber-Islam Abdurrahman bin MNU’alla Al-Luwaihiq,penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i
8. Bahaya Mengekor Non Muslim Muhammad bin ‘Ali Adh Dhabi’I, penerbit  Media Hidayah
9. Qada dan Qadar oleh Ibnu Qayyim Al-Zaujiyah.
10. Ensiklopedi Insan Kamil oleh Syaikh Muhammad Bin Ibrahim Bin Abdullah At-Tuwaijiri.
11. Kumpulan Kultum Setahun oleh Fuad Bin Abdul Aziz Asy-Salhub.
12. www.Konsultasi Syariah.com
Selesai disusun, Kamis, ba’da ashar 27 Safar 1434 H/9 Januari 2013 M
 ( Musni Japrie )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar