Sabtu, 25 Februari 2012

BERBAKTILAH KEPADA KEDUA ORANG TUA DALAM SEGALA HAL




( Oleh :Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin )

Berbakti kepada kedua orang tua adalah berbuat baik kepada keduanya dengan harta, bantuan fisik, kedudukan dan sebagainya, termasuk juga dengan perkataan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menjelaskan tentang bakti ini dalam firmanNya.:
-
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.(QS.Al Israa:23 )

Demikian ini terhadap orang tua yang sudah lanjut usia. Biasanya orang yang sudah lanjut usia perilakunya tidak normal, namun demikian Allah menyebutkan.

"Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah'"

Yakni sambil merasa tidak senang kepada keduanya.

"Dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia"

Bentuk perbuatan, hendaknya seseorang bersikap santun dihadapan kedua orang tuanya serta bersikap sopan dan penuh kepatuhan karena status mereka sebagai orang tuanya, demikian berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

"Artinya : Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, 'Wahai Rabbku, kasihinilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil" [Al-Isra : 24]

Lain dari itu, hendaknya pula berbakti dengan memberikan harta, karena kedua orang tua berhak memperoleh nafkah, bahkan hak nafkah mereka merupakan hal yang paling utama, sampai-sampai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersada.

سنن أبي داوود ٣٠٦٣: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمِنْهَالِ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا حَبِيبٌ الْمُعَلِّمُ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ
أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي مَالًا وَوَلَدًا وَإِنَّ وَالِدِي يَحْتَاجُ مَالِي قَالَ أَنْتَ وَمَالُكَ لِوَالِدِكَ إِنَّ أَوْلَادَكُمْ مِنْ أَطْيَبِ كَسْبِكُمْ فَكُلُوا مِنْ كَسْبِ أَوْلَادِكُمْ

Sunan Abu Daud 3063: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Minhal telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' telah menceritakan kepada kami Habib Al Mu'allim dari 'Amru bin Syu'aib dari Ayahnya dari Kakeknya bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, saya memiliki harta dan anak, sementara orang tuaku membutuhkan hartaku?" Beliau bersabda: "Kamu dan hartamu adalah milik orang tuamu, sesungguhnya anak-anak kalian termasuk hasil usaha kalian yang terbaik. Maka makanlah dari usaha anak-anak kalian."
"

Lain dari itu, juga mengabdi dengan bentuk berbuat baik, yaitu berupa perkataan dan perbuatan seperti umumnya yang berlaku, hanya saja mengabdi dalam perkara yang haram tidak boleh dilakukan, bahkan yang termasuk baktin adalah menahan diri dari hal tersebut, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:

. صحيح البخاري ٢٢٦٣: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَنَسٍ وَحُمَيْدٌ الطَّوِيلُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا

Shahih Bukhari 2263: Telah menceritakan kepada kami 'Utsman bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami Husyaim telah mengabarkan kepada kami 'Ubaidullah bin Abi Bakar bin Anas dan Humaid Ath-Thowil dia mendengar Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tolonglah saudaramu yang berbuat zhalim (aniaya) dan yang dizhalimi".

Sabda Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam :

صحيح البخاري ٢٢٦٤: حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِمًا قَالَ تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ

Shahih Bukhari 2264: Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Mu'tamir dari Humaid dari Anas radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tolonglah saudaramu yang berbuat zhalim (aniaya) dan yang dizhalimi". Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, jelas kami faham menolong orang yang dizhalimi tapi bagaimana kami harus menolong orang yang berbuat zhalim?" Beliau bersabda: "Pegang tangannya (agar tidak berbuat zhalim) ".

Jadi, mencegah orang tua dari perbuatan haram dan tidak mematuhinya dalam hal tersebut adalah merupakan bakti terhadapnya. Misalnya orang tua menyuruhnya untuk membelikan sesuatu yang haram, lalu tidak menurutinya, ini tidak dianggap durhaka. Bahkan sebaliknya, ia sesungguhnya telah berbuat baik, karena dengan begitu ia telah mencegahnya dari yang haram.

[Fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin]

[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-3, Darul Haq]
_________
Foote Note
[1] Hadits Riwayat Abu Daud dalam Al-Buyu 3530, Ibnu Majah dalam At-Tijarah 2292 dari hadits Ibnu Amr, Ibnu Majah 2291 dari hadits Jabir
[2] Hadits Riwayat Al-Bukhari dalam Al-Mazhalim 24444 dari hadits Anas, Muslim meriwayatkan seperti dalam Al-Birr 2584 dari hadits Jabir, Ahmad 12666 dari Anas. Lafazh di atas adalah riwayat Ahmad
Kategori: Birrul Walidain
Sumber: http://www.almanhaj.or.id

Shahih Muslim 5109: Telah menceritakan kepadaku Abu Ghassan Al Misma'i, Muhammad bin Al Mutsanna dan Muhammad bin Basyar bin Utsman, teks milik Ghassan dan Ibnu Al Mutsanna, keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Hisyam telah menceritakan kepadaku ayahku dari Qatadah dari Mutharrif bin Abdullah bin Asy Syakhir dari Iyadh bin Himar Al Mujasyi'i Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda pada suatu hari dalam khutbah beliau: "Sesungguhnya Rabbku memerintahkanku untuk mengajarkan yang tidak kalian ketahui yang Ia ajarkan padaku pada hari ini: 'Semua harta yang Aku berikan pada hamba itu halal, sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan lurus semuanya, mereka didatangi oleh setan lalu dijauhkan dari agama mereka, setan mengharamkan yang Aku halalkan pada mereka dan memerintahkan mereka agar menyekutukanKu yang tidak Aku turunkan kuasanya.' Sesungguhnya Allah memandang penduduk bumi lalu Allah membenci mereka, arab maupun ajam, kecuali sisa-sisa dari ahli kitab, Ia berfirman: 'Sesungguhnya aku mengutusmu untuk mengujiMu dan denganMu Aku menguji, Aku menurunkan kitab padamu yang tidak basah oleh air, kau membacanya dalam keadaan tidur dan terjaga.' Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk membakar kaum Quraisy lalu aku berkata: 'Wahai Rabb, kalau begitu mereka akan memecahkan kepalaku lalu mereka membiarkannya menjamur.' Ia berfirman: 'Usirlah mereka sebagaimana mereka mengusirmu, perangilah mereka niscaya Kami akan membantumu, berinfaklah niscaya Kami akan menggantinya, utuslah bala tentara niscaya Kami akan mengirim lima kali sepertinya, perangilah orang yang mendurhakaimu bersama orang yang menaatimu." Beliau meneruskan: "Penghuni surga itu ada tiga; pemilik kekuasaan yang sederhana, derma dan penolong, seorang yang berbelas kasih, berhati lunak kepada setiap kerabat dan orang muslim yang sangat menjaga diri dan memiliki tanggungan." Beliau meneruskan: "Penghuni neraka ada lima; orang lemah yang tidak memiliki kekuatan, yaitu para pengikut ditengah-tengah kalian, mereka tidak mencari keluarga dan juga harta, pengkhianat yang tidak samar baginya ketamakan meski tidak jelas kecuali ia pasti mengkhianatinya, orang yang dipagi dan disore harinya selalu menipumu pada keluarga dan hartamu." Beliau menyebut kebakhilan, kedustaan dan akhlak yang buruk. Abu Ghassan dalam haditsnya tidak menyebut: Berinfaklah niscaya Aku ganti. Telah menceritakannya kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna Al Anazi telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Adi dari Sa'id dari Qatadah dengan sanad ini, dalam haditsnya ia tidak menyebut: "Semua harta yang Aku berikan pada hamba itu halal." Telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Bisyr Al Abdi telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Hisyam, teman Ad Dastuwa'I, telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Mutharrif dari Iyadh bin Himar para suatu hari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam berkhutbah, ia menyebutkan hadits dan diakhirnya ia menyebutkan: Yahya berkata: Syu'bah berkata: Dari Qatadah berkata: Aku mendengar Mutharrif dalam hadits ini. telah menceritakan kepadaku Abu Ammar Husain bin Huraits telah menceritakan kepada kami Al Fadhl bin Musa dari Al Husain dari Mathar telah menceritakan kepadaku Qatadah dari Mutharrif bin Abdullah bin Asy Syakhir dari Iyadh bin Himar dari bani Mujasyi', ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam berdiri berkhutbah pada suatu hari ditengah-tengah kami lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah memerintahkanku" ia menyebut hadits seperti hadits Hisyam dari Qadatah, dalam haditsnya ia menambah: "Dan Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendah diri agar tidak ada seorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun berlalu lalim pada yang lain." Ia (Iyadh) menyebutkan dalam haditsnya: Dan mereka adalah para pengikut ditengah-tengah kalian, mereka tidak mencari keluarga atau harta." aku bertanya: Seperti itukah wahai Abu Abdullah? Ia menjawab: Ya, demi Allah, aku menjumpai mereka dimasa jahiliyah, seseorang menggembala di suatu perkampungan, disana tidak ada seorang pun selain budak wanitanya, ia menggaulinya

Dicopas dari : http://www.Salafi-db

Tidak ada komentar:

Posting Komentar